Jelang Libur, IHSG Didominasi Tekanan Jual

Sumber :
  • VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id
- Memburuknya perekonomin global dan kawasan Asia, dengan Tiongkok sebagai motor utamanya, membuat aset berisiko kembali dihindari pemodal.

Analis First Asia Capital David N. Sutyanto meramalkan, indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu 23 September 2015, menjelang libur nasional besok, akan kembali didominasi tekanan jual.

"IHSG diperkirakan bergerak dengan support (batas bawah) 4.300 dan resistance (batas atas) di 4.365, cenderung tertekan," kata David kepada VIVA.co.id.

Menurutnya, saham-saham sektoral berbasiskan komoditas, terutama tambang akan tertekan, seiring memburuknya outlook harga komoditas tambang. Data awal aktivitas manufaktur China yang akan keluar hari ini akan turut memengaruhi sentimen pasar.

David mengungkapkan, kemarin Asia Development Bank (ADB) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Asia tahun ini menjadi hanya 5,8 persen dari sebelumnya 6,1 persen. 

Perekonomian China tahun ini diperkirakan hanya tumbuh 6,8 persen turun dari proyeksi sebelumnya 7,2 persen dan dari tahun lalu 7,3 persen.

"Sedangkan ekonomi Indonesia tahun ini oleh ADB diperkirakan hanya tumbuh 4,9 persen, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya lima persen," ujarnya.

Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November
Perlambatan pertumbuhan ekonomi Asia ini juga ikut berimbas pada tekanan jual dikomoditas dan pasar saham global tadi malam. Indeks Eurostoxx di zona Euro anjlok hingga 3,41 persen di 3.076,05. Indeks DJIA dan S&P di Wall Street masing-masing koreksi 1,09 persen dan 1,23 persen, tutup di 16.330,47 dan 1.942,74.

IHSG Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya
Indeks saham The MSCI Emerging Markets terkoreksi 0,9 persen di 808,23. Harga minyak mentah tadi malam terkoreksi 1,82 persen di US$45,83 per barel.

Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008
Dari domestik, lanjutnya, perdagangan saham kemarin kembali dilanda aksi jual pemodal seiring meningkatnya risiko capital outflow (dana asing keluar), menyusul berlanjutnya depresiasi rupiah atas dolar AS yang sudah menembus Rp14.500.

IHSG gagal menembus batas atas di 4.390 dan berakhir dengan terkoreksi 32,038 poin (0,73 persen) di 4.344,044. Nilai transaksi di pasar reguler kemarin, hanya Rp2,95 triliun dan pemodal asing kembali mencatatkan nilai penjualan bersih Rp380,83 miliar.

"Koreksi IHSG kemarin, terutama akibat meningkatnya kekhawatiran pemburukan ekonomi kawasan Asia, setelah ADB menurunkan proyeksi pertumbuhannya. Akibatnya, mata uang emerging market, termasuk rupiah kembali tertekan," tuturnya. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya