Mahyudin: Indonesia Hanya jadi Pasar Negara Lain

Wakil Ketua MPR H. Mahyudin
Sumber :
VIVA.co.id
Indonesia Dukung Sentralisasi ASEAN
- Wakil Ketua MPR Mahyudin mengkhawatirkan Indonesia hanya menjadi pasar negara lain ketika Mayarakat Ekonomi Asean diberlakukan pada akhir tahun ini. Penduduk Indonesia yang besar menjadi potensial market negara lain.

Catat, 8 Jenis Pekerjaan yang Dibutuhkan di Era MEA

"Kita gagah-gagahan memasuki era MEA. Padahal Indonesia hanya menjadi potensial market. Berapa penduduk Malaysia? Berapa penduduk Singapura? Indonesia yang berpenduduk besar menjadi potensial market dari negara lain," kata Mahyudin ketika berbicara di Universitas Asyafiiyah, Pondok Gede, Bekasi, Senin 21 September 2015.
Hadapi MEA, Ini Langkah Menkes


Mahyudin memberi contoh defisit perdagangan antara Indonesia dan Tiongkok. Dalam perdagangan kedua negara, Indonesia defisit miliaran dolar.

"Maka, kurs rupiah pun merosot, mencapai Rp14.000 lebih," ujarnya.


Mahyudin mengapresasi langkah pemerintah mengatasi gejolak rupiah ini dengan mengeluarkan kebijakan jangka pendek dan jangka panjang untuk memperkuat rupiah.


Menurut Mahyudin, menghadapi MEA para mahasiswa perlu mendalami ideologi Pancasila sehingga memiliki nasionalisme yang kuat. "Kita bangun rasa nasionalisme. Kita bangkitkan kebanggaan pada Tanah Air. Buat diri kita bangga terhadap Indonesia. Kalau nasionalisme itu tidak ditumbuhkan, Indonesia hanya menjadi pasar bagi negara lain," tegasnya.


Dalam kontek itu, Mahyudin setuju dengan kebijakan pemerintah yang meletakkan perguruan tinggi di bawah kementerian riset. "Perguruan tinggi memang harus berorientasi risert, tidak hanya mencetak sarjana. Dengan riset maka akan memotivasi kalangan muda bangkit membawa Indonesia menjadi negara yang dibanggakan dan menumbuhkan rasa cinta Tanah Air," katanya.


Kedatangan Wakil Ketua MPR Mahyudin ke Universitas Asyafiiyah adalah dalam rangka membuka sosialisasi Empat Pilar MPR kerjasama antara MPR dan Fakultas Ekonomi. Sosialisasi diikuti sekitar 450 mahasiswa menampilkan narasumber Abdul Malik Haramayn (Fraksi PKB) dan Hardisoesilo (Fraksi Golkar).


Mahyudin jadi orang tua angkat Aldo

Wakil Ketua MPR Mahyudin menjadi orangtua angkat bagi Ghiraldo Banu Sepriski atau Aldo, anak usia 8 tahun yang menjadi korban kecelakaan. Peristiwa ini merenggut nyawa ayahnya yang menjadi sopir Go-Jek.


Mahyudin menyampaikan keinginan itu kepada keluarga korban setelah membesuk Aldo di Ruang Bedah Anak RS Ciptomangunkusumo, Jl. Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin petang, 21 September 2015.


Sekitar pukul 16.45 WIB, Mahyudin yang didampingi istri datang ke Ruang Bedah Anak RS Cipto Mangunkusumo. Ia menyalami paman Aldo, Dondon Suryana yang menunggui Aldo. Mahyudin duduk di samping Aldo berbaring di tempat tidur.


"Saya mengamati dari berita-berita tentang kecelakaan itu, memang cukup memprihatinkan. Ananda Aldo kehilangan kedua orangtuanya, saya juga punya anak yang seumuran Aldo, saya jadi teringat-ingat maka saya usahakan bisa membesuk hari ini," kata Mahyudin kepada pers usai bertemu Aldo.


Kepada paman Aldo, Mahyudin menyampaikan maksud untuk menjadi orangtua angkat bagi Aldo. "Karena ananda Aldo sudah jadi yatim piatu, saya dan istri saya ingin jadi orangtua angkat, jadi keluarga. Kalau nanti ada yang bisa kita bantu, kita akan bantu," ujarnya.


Terkait dengan kecelakaan yang telah merenggut orang tua Aldo, Mahyudin minta kepada Pemda DKI Jakarta untuk menertibkan angkutan umum. "Karena selama ini pengemudi sering ugal-ugalan. Pemda DKI harus mengecek apakah kendaraan umum itu laik jalan, laik operasi," katanya.


Menurutnya, jangan sampai terulang terus kejadian seperti ini. Dimana selama ini supir-supir angkutan umum, metromini, angkot, terkadang sering ugal-ugalan dan kebut-kebutan. “Saya kira ini jadi pelajaran. Saya menyesalkan kejadian akibat sopir Kopaja ini yang ugal-ugalan," tambahnya.


Sementara itu, paman Aldo, Dondon Suryana mengatakan kondisi Aldo sudah membaik. "Sekitar 70 persen. Tinggal pemulihan saja. Besok sudah boleh pulang dan perawatan jalan," katanya.


Dalam kecelakaan yang terjadi di Mampang, Jakarta Selatan, itu Aldo menderita luka di bagian kaki, tangan, leher serta kulit kepala mengelupas. Ayah dan ibunya yang sedang hamil meninggal dalam kecelakaan itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya