Intervensi Sesaat, Bikin Rupiah Bertahan di Level 14.700/US$

Dolar AS dan rupiah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Intervensi pasar oleh Bank Indonesia (BI) dinilai tidak akan berguna bila tidak ada upaya perbaikan dari sisi pemerintah. Intervensi sesaat hanya akan membuat rupiah menguat sesaat juga, namun tetap dalam pola tren menurun.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

"Sepanjang belum ada kabar positif maka pelaku pasar akan cenderung menjauhi pasar. Akibatnya rupiah masih akan berada di zona merahnya," kata Analis NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Jumat, 25 September 2015.

Seperti diketahui, kurs rupiah ditutup rontok dengan terdepresiasi 0,65 persen atau 95 poin ke level Rp14,647 per dolar menjelang libur hari raya Idul Adha kemarin.
Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November

"Pelaku pasar harus menerima kenyataan pahit bahwa rupiah belum menemukan momentum penguatannya. Setelah terimbas penguatan kembali laju dolar karena penurunan harga komoditas global, laju Rupiah juga belum didukung oleh sentimen dalam negeri," tuturnya.
Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008

Reza menyampaikan, beberapa hal yang secara tidak langsung memengaruhi pelemahan laju rupiah antara lain, pernyataan Bank Indonesia (BI) yang memprediksi kondisi ekonomi Indonesia sampai semester 1 tahun ini belum akan menunjukkan perbaikan signifikan yang ditunjukkan adanya defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) dan defisit Neraca Pembayaran Indonesia (NPI).

"Gubernur BI menegaskan arus dana masuk atau capital inflow masih dalam tren minim sehingga transaksi finansial belum menjanjikan karena ketidakpastian di pasar global, terutama bersumber pada rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika," ujarnya.

Faktor lainnya, Reza melanjutkan, melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia yang berpengaruh pada penurunan arus dana masuk. Lalu, penilaian pemangkasan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2016 menjadi 5,3 persen dari sebelumnya 5,5 persen.

"Lainnya, tekanan dari data manufaktur China yang di luar dugaan turun ke level terendah sejak 2009," ujarnya.  Pihaknya memperkirakan pergerakan mata uang garuda hari ini akan berada di target batas bawah atau support Rp14.495 per dolar AS.

"Rupiah akan berada di kisaran Rp14.725 - Rp14.600 sama seperti kurs tengah BI," tuturnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya