Sumber :
- ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
VIVA.co.id
- Badan Urusan Logistik (Bulog) mengungkapkan pelemahan nilai tukar rupiah menyulitkan kegiatan impor yang dilakukan. Sebab, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang digunakan untuk menghitung biaya impor daging sapi yang akan dilakukan sudah jauh dari asumsi awal.
Direktur Utama Bulog, Djarot Kusumayakti, di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, mengungkapkan, Bulog mematok asumsi rupiah sebesar Rp13.200 per dolar AS, untuk kegiatan impor daging.
Baca juga:
Tapi kini, nilai tukar dolar sudah mendekati angka Rp15.000. Hal ini memaksa Bulog untuk mengkaji kembali rencana impornya, dan belum bisa disampaikan secara detail.
"Ya, tentu ada beberapa yang harus dikoreksi," kata dia, Jumat 25 September 2015.
Namun, Djarot mengaku pasrah dengan kondisi nilai tukar ini. Impor daging yang direncanakan harus tetap dilakukan dengan mempertimbangkan dua alasan.
Baca juga:
Baca Juga :
Rutin Impor Daging Sapi, Solusi Turunkan Harga?
"Yang penting, prioritas pertama, jangan sampai tidak ada barang. Yang kedua, bagaimana menekan harga menjadi rasional. Kan begitu," kata dia. (one)
Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
Program tax amnesty terus menjaga rupiah tetap di zona positif.
VIVA.co.id
11 Agustus 2016
Baca Juga :