Minim Berita Positif, Rupiah Harus Kerja Keras untuk Menguat

Ilustrasi mata uang.
Sumber :
  • ANTARA/Rivan Awal Lingga

VIVA.co.id - Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, mengatakan mata uang Garuda terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih harus ekstra keras dalam menemukan momentum untuk bangkit.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

Sebab, hari ini, Senin, 28 September 2015, diprediksi tidak ada sentimen positif maupun berita-berita positif yang bisa mengangkat kurs rupiah.

"Maraknya berita negatif masih mewarnai laju rupiah terhadap dolar AS," ujar Reza, di Jakarta.
Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November

Menurutnya, meski laju rupiah terhadap dolar AS sudah berada di area batas bawah (support), tetapi laju rupiah masih lebih menyukai testing support dibandingkan technical rebound (berbalik arah secara teknikal).
Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau

"Apalagi, ketika kami sampaikan rupiah sudah sangat terlalu under value, juga tampaknya tidak terlalu dihiraukan, di mana rupiah lebih menyukai berada di teritori negatif," kata Reza.

Selain itu, kenyataan pahit yang dihadapi ialah meski Bank Indonesia (BI) mencoba mengintervensi dengan menggelontorkan cadangan devisa hingga Rp65,9 triliun dalam dua bulan terakhir, nilai tukar rupiah masih terus merosot. 

Tak hanya itu, pidato Gubernur Federal Reserve, Janet Yellen, juga tidak cukup kuat menahan pelemahan laju rupiah terhadap dolar AS. Padahal, telah jelas bahwa Yellen mempertimbangkan kenaikan suku bunga di akhir tahun ini, bukan dalam waktu dekat ini.

"Laju rupiah terhadap dolar AS hari ini tertahan di atas target support Rp14.725 per dolar AS. Pergerakan rupiah diprediksi di kisaran Rp14.725-14.680 per dolar AS," tuturnya. (ase)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya