Berupaya Atasi Krisis, Presiden Jangan Diganggu Terus

Wakil Ketua MPR H. Mahyudin
Sumber :
VIVA.co.id
Presiden: Proyek Kereta Bandara Selesai Sesuai Target 2017
- Wakil Ketua MPR RI Mahyudin tidak habis pikir dengan berbagai gangguan yang dilakukan pihak-pihak tertentu kepada Presiden Joko Widodo.  Di saat perekonomian Indonesia sedang melemah dengan merosotnya nilai rupiah terhadap dolar AS, Presiden dan tim ekonominya berupaya keras mengatasinya.

Jokowi Salat Jumat di Bandara Soekarno-Hatta

Tapi, belum apa-apa Presiden sudah habis dibully, dikritik sangat keras. Presiden butuh dukungan rakyat untuk mengembalikan perekonomian bangsa ke arah normal.
Fadli Zon dan Fahri Hamzah Puji Jokowi


"Belum bergerak banyak Presiden sudah dibully habis-habisan. Jangan digangguin dulu lah biarkan Presiden melakukan upaya-upayanya. Kita rakyat harus memperkuat Presiden kita dengan full dukungan, kalau Presiden terus diganggu dan kalau beliau tidak kuat dan bingung negara ini akan tidak kuat juga," ujarnya, di Banjarmasin, Senin 28 September 2015.


Mahyudin memberi contoh rakyat Singapura yang mendukung penuh rezim pemerintahan sekarang yang dilihat otoriter dengan berbagai peraturan dan sanksi yang sangat banyak dan ketat. Tapi rakyat mendukung pemerintah untuk terus mengantarkan rakyat Singapura sejahtera.


Pimpinan MPR RI termuda sepanjang sejarah MPR ini mengungkapkan bahwa lemahnya mata uang Indonesia terhadap dolar AS tidak bisa dipungkiri.  Dalam perekonomian global, terjadi perlemahan mata uang beberapa negara termasuk mata uang Indonesia terhadap dolar AS dan rupiah Indonesia mengalami perlemahan paling besar dari negara lain seperti Indonesia dan Malaysia.


"Saya rasa tim ekonomi Presiden harus betul-betul mempelajari dan memiliki penciuman yang kuat tentang penyebab dolar menguat terus dan langkah-langkah apa yang harus dilakukan Presiden.  Pelajari juga dengan baik paket-paket perekonomian Presiden," imbuhnya.


Mahyudin melihat, faktor pelemahan rupiah yang tidak bisa dibendung disebabkan oleh keluarnya dana asing dari Indonesia. Dalam kurun waktu Januari 2015 - September 2015 sekitar US$1,6 milyar dana asing keluar dari Indonesia. Padahal sekitar 60-70 persen dana investasi yang ditanamkan di Indonesia adalah dana asing.


"Karena dana asing keluar maka otomatis indeks akan turun dan berakibat perlemahan nilai rupiah.  Ini harus hati-hati sebab BI sudah warning ada penurunan cadangan devisa kita, harus ada langkah cepat Presiden. Presiden harus menangani hal ini yakni bagaimana mengembalikan dana yang keluar itu masuk lagi ke Indonesia," ujarnya.


Presiden, lanjut Mahyudin, harus melakukan langkah strategis jangka pendek dan panjang.  Jangka pendek, Presiden harus berupaya mengembalikan dana asing masuk ke Indonesia, jangka panjangnya realisasikan paket-paket perekonomian Presiden.  “Tapi, kalau rupiah sampai melemah terus, tim ekonomi Presiden harus dievaluasi kembali,”ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya