Jeblok di Indonesia, 'Mencari Hilal' ke Festival Film Dunia

Jumpa Pers Film Mencari Hilal
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Dody Handoko
VIVA.co.id
Pengalaman Yayan Ruhian Ajari Aktor Laga Ken Zheng
- Film
Mencari Hilal
Cerita Sang Artis Soal Film Laskar di Tapal Batas
yang disutradarai Ismail Basbeth terpilih ikut berkompetisi di Tokyo International Film Festival pada 22-31 Oktober 2015 dalam kategori "Asian Future".
BJ Habibie Ingin Tonton Film Terbaru Reza Rahadian

Film ini bersaing dengan 10 film internasional lainnya dari negara Asia hingga Eropa. Kategori tersebut ditujukan untuk film-film yang merupakan hasil karya sutradara pendatang baru. Judul filmnya akan berganti menjadi "The Crescent Moon".

Meski film ini jeblok di pasaran Indonesia, tapi diperhitungkan di festival film dunia. Mencari Hilal
pernah ditayangkan di bioskop-bioskop, namun hanya meraup 10 ribu penonton, jauh dari estimasi yang diperkirakan sekitar 250 ribu penonton.


Ismail Basbeth selaku sutradara
Mencari Hilal
berkomentar,”Sepuluh ribu penonton buatku luar biasa. Karena biasanya film-filmku ditonton paling banyak hanya 600 orang,” ujar Ismail ketika jumpa pers di kantor Multivision, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 29 September 2015.


Pria berdarah Arab itu biasa membuat karya di ajang festival film internasional, misalnya "Another Trip to the Moon" yang masuk Tiger Awards International Film Festival Rotterdam 2015.


Mencari Hilal
memang tidak berhasil secara komersial di Indonesia. Mungkin belum waktunya ditayangkan. Penonton kita belum siap menonton film di luar jalur yang menghibur mereka. Jika dihitung secara bisnis, saya rugi, tapi tetap saya dukung film ini untuk ke festival internasional,“ ujar Raam Punjabi dari MVP selaku rumah produksi film
Mencari Hilal.

Hanung Bramantyo sebagai salah satu dari lima produser yang terlibat mengatakan, awalnya dia tidak yakin pada film itu. Tapi, akhirnya mengakui bahwa film yang dibuat dengan jujur akan mempunyai tempatnya tersendiri.


“Saya tidak memaksakan kepada Ismail untuk membuat film dengan pendekatan estetik komersial film-film
box office
Indonesia sebagaimana yang pernah saya buat sebelumnya,” ungkapnya.


Film yang pengambilan gambarnya berlangsung di berbagai tempat di Yogyakarta itu merupakan salah satu karya dari
Gerakan Islam Cinta
dan
Indonesia Tanpa Diskriminasi
. Gerakan tersebut dimotori oleh lima rumah produksi, yakni Multi Vision Pictures, Studio Denny J.A, Dapur Film, Argi Film, dan Mizan Productions.


Film itu menceritakan tentang Mahmud yang memegang teguh prinsip-prinsip Islam yang diwujudkan dalam setiap serat kehidupannya. Berdakwah, berdakwah, berdakwah. Tak jarang dia mengkritik perilaku orang-orang sekitarnya yang dianggap tidak sesuai dengan kebenaran yang dianutnya.


"Kamu takut sama Allah apa sama mertua?" sindirnya saat seorang jemaah pamit saat Mahmud hendak menyampaikan ceramah di masjid. Alasannya, disuruh mertua berbelanja untuk Lebaran.


Sebagian merasa jengah dengan sudut pandang Mahmud, termasuk putranya sendiri, Heli (Oka Antara) yang telah lama pergi dari rumah untuk mengabdi sebagai aktivis lingkungan.


Suatu hari, Mahmud tersentak dengan berita sidang isbat penentuan hari Idul Fitri yang menelan biaya miliaran rupiah. Dia teringat masa lalu di pesantren saat mencari hilal bersama teman-temannya. Mahmud ingin melakukan napak tilas. Mahmud ingin melihat hilal.


Namun, usianya sudah renta. Putrinya Halida (Eryhtrina Baskoro) melarang niat sang ayah yang sudah sakit-sakitan. Pada saat yang sama, Heli tiba-tiba pulang ke rumah. Bukan karena ingin menghabiskan waktu bersama keluarga saat Lebaran, tetapi hanya karena ingin mengurus paspor untuk pergi ke Nikaragua sebagai aktivis lingkungan.


Heli merayu sang kakak untuk mau membantu mengurus paspornya agar selesai lebih cepat, karena dia benar-benar dikejar waktu. Halida yang bekerja di imigrasi berjanji membantu asal Heli mau menemani ayahnya mencari Hilal. Dengan berat hati, Heli kemudian melakukan perjalanan bersama ayahnya.


Selama perjalanan, mereka bertemu banyak orang dan menghadapi berbagai peristiwa yang menumbuhkan rasa saling pengertian di antara dua generasi yang berbeda.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya