- International Business Time (IBT)
VIVA.co.id - 15 tahun yang lalu, dunia dikejutkan dengan sebuah tragedi kerusuhan mematikan di perempatan Netzarim, di Jalur Gaza. Akibat dari kerusuhan itu menewaskan 16 orang, termasuk dua di antaranya, ayah dan anak, Jamal dan Muhammad al-Durah.
Stasiun berita BBC melansir, saat kerusuhan itu, stasiun televisi Prancis berhasil merekam bagaimana penderitaan Jamal dan puteranya yang tengah bersembunyi di balik gentong logam agar tidak terkena timah panas pasukan Israel.
Namun, pasukan Israel justru terus menghujani peluru. Padahal, Jamal telah melambaikan tangan kepada pasukan Israel yang berada di seberangnya, sebagai pertanda untuk menghentikan peperangan. Hal tersebut tidak digubris.
Dalam foto, terlihat Muhammad bersembunyi di balik punggung Ayahnya. Dia terlihat takut dan menangis, karena khawatir akan tewas tertembak.
Namun, Muhammad akhirnya tewas karena empat peluru bersarang di tubuhnya. Sementara, Jamal berhasil selamat, namun mengalami luka parah.
Seorang pengemudi mobil ambulans yang datang untuk membawa bantuan kemanusiaan 45 menit kemudian, dilaporkan ikut tertembak dan tewas.
Di dalam foto, ayah dan anak itu terlihat tidak membawa senjata dan bukan bagian dari massa yang terlibat aksi kerusuhan. Menurut kerabat mereka, Jamal dan Muhammad baru saja kembali dari pasar mobil bekas dan ingin menuju ke tempat tinggal mereka di kamp pengungsi Buriej.
Kematian Muhammad kian memanaskan konflik peperangan antara warga Palestina dengan polisi Israel di Yerusalem serta area lain yang dikuasai. Tindak kekerasan muncul usai kunjungan dua hari yang dilakukan pemimpin garis keras Israel, Ariel Sharon ke komplek Masjid Al-Aqsa.
Kunjungan itu dinilai oleh warga Palestina sebagai awal perang agama khususnya menyangkut sengketa Masjid Al-Aqsa. Presiden Amerika Serikat saat itu, Bill Clinton, memohon agar publik tetap tenang.
"Permasalahan ini harus diselesaikan di meja perundingan dan bukan di jalan-jalan," kata Clinton.
Namun, pembicaraan mengenai kesepakatan damai yang sempat digelar di Camp David pada bulan Juli tahun 2000 berakhir dengan kegagalan karena tak sepakat mengenai nasib Yerusalem.
(mus)
DPR Akan Panggil Menlu Soal Hubungan 'Rahasia' dengan Israel
Menlu sebelumnya membantah mengadakan pertemuan dengan pejabat Israel
