Dolar Melambung, Pendapatan Produsen Mi Basah Anjlok

Mie Panjang nUmur
Sumber :
  • TVOne

VIVA.co.id - Melemahnya nilai rupiah terhadap dolar yang diperkirakan bisa menyentuh level Rp15.000 per dolar AS, dipastikan akan berdampak serius bagi produsen mi basah di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Hal itu disebabkan bahan baku mi yaitu tepung terigu masih diimpor.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
"Untuk saat ini dengan harga dolar mencapai Rp14.700, kenaikan harga terigu sudah mencapai 25 persen," kata Waljito, Sekretaris Paguyuban Produsen Mi Basah Jogja-Jateng Atmi Jaya, di Yogya, Rabu 30 September 2015.

Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November
Saat ini, Atmi Jaya memiliki anggota 98 produsen mi. Dalam satu hari, mereka membutuhkan lebih dari 20 karung terigu untuk memproduksi sekitar 1,5 ton mi basah.

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
"Dengan kenaikan harga yang mencapai 25 persen setiap karungnya, maka keuntungan yang didapat produsen mi basah turun drastis. Kami juga tidak bisa menaikkan harga jual mi basah ke pasaran. Selain diprotes pelanggan, bisa juga mi basah tidak laku. Apalagi, saat ini daya beli masyarakat juga menurun," tutur Waljito. 

Waljito yang juga pemilik CV Budi Jaya yang berlokasi di Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, ini mengaku semenjak rupiah terus melemah, produksi mi basah tidak sebanyak sebelumnya, karena para produsen juga mengurangi produksi mi basah.

"Karena bahan baku sudah mahal pasaran sepi, otomatis produsen mi basah mengurangi produksinya," ujarnya. 

Dengan daya beli masyarakat yang menurun tersebut, Waljito mengaku omzet dalam sehari mengalami penurunan sekitar 30 persen.

"Jika kondisi ini terus berlangsung maka satu persatu produsen mi basah dipastikan akan gulung tikar," ujarnya. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya