Proyek Kereta Cepat, BKPM Berharap Segera Dibangun

Presentasi kereta cepat China. (Ilustrasi)
Sumber :
  • Xinhua

VIVA.co.id - Badan Pemerintah Penanaman Modal (BKPM) berharap, proyek kereta api cepat segera terealisasi. Sebelumnya, dikabarkan Indonesia memilih China ketimbang Jepang untuk pengadaan proyek kereta cepat. 

BKPM Gandeng Bank Mandiri untuk Tampung Dana Investor

"Kita tunggu berita resminya saja dulu dari sana (Presiden Joko Widodo). Kita berprasangka baik saja, kalau proyek itu bisa jadi terealisasi," kata Deputi Bidang Pengendalian Penanaman modal BKPM, Azhar Lubis  di gedung BKPM, Jakarta, Kamis 1 Oktober 2015.

Terkait mengapa pemerintah lebih memlih China ketimbang Jepang dalam proyek ini, dia enggan memberikan komentar secara detail. Sebab, selama dalam pembahasan proyek kereta cepat ini, BKPM tidak banyak dilibatkan secara langsung.
Cari Data Investasi Lebih Akurat BKPM Gandeng BPS

"Karena memang keputusannya di sana (Presiden), kalau memang sudah jadi baru akan dibahas di sini (BKPM)," kata Azhar.
Realisasi Investasi Kuartal II Capai Rp151,6 Triliun

Ia menjelaskan, dalam soal kerja sama, pemerintah China memang lebih gencar melakukan investasi di Indonesia, ketimbang Jepang. Ini terbukti saat ini, banyaknya perusahaan asal China, yang semakin berkembang pesat di Indonesia.

"Yang jelas sekarang mereka (China) memang sudah banyak di sini, misalnya industri semen di Kalimantan Selatan, itu sudah berjalan. Terus smelter nikel di Morowali juga," ujarnya.

Menurut Azhar, kendati banyak perusahaan China yang menanamkan investasinya di Indonesia, hal itu dinilai bukan menjadi alasan utama pemerintah yang lebih memelih China dalam proyek kereta cepat. 

Ia menilai, pemerintah dipastikan mempunyai penilaian yang matang untuk memilih China, ketimbag Jepang, meskipun tawaran yang ditawarkan kedua negara tersebut sama-sama menarik bagi Indonesia.

"Pokonya, kalau memang China banyak investasi di sini, itu tidak ada pengaruhnya (pemerintah putuskan setujui kereta cepat dengan China). Karena memang perusahaanya beda, misalnya saja begini, ada Toyota dan Mai Roti di Indonesia, walaupun sama-sama dari Jepang, tetapi mereka tidak berkaitan sama sekali," ujarnya.

Seperi diketahui, dalam proyek kereta cepat ini, China siap menggelontorkan uangnya sebagai pinjaman ke Indonesia sebesar US$5 miliar, atau setara dengan Rp73 triliun tanpa meminta jaminan dari Pemerintah Indonesia.

Banyak pihak menganggap, baik Jepang atau pun China, jika bisa memenangi proyek itu, diprediksi bisa menjadi calon terbesar untuk proyek jalur kereta di kawasan Asia Tenggara, termasuk yang menghubungkan Kuala Lumpur dan Singapura. 

Presiden Joko Widodo dikabarkan lebih memilih proposal dari China, sebab dianggap tidak memberatkan dan menjanjikan pengetahuan berbagi teknologi yang lebih besar ketimbang Jepang. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya