Sumber :
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
- Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Hariyadi Sukamdani, tak keberatan kalau ada kereta cepat di Indonesia. Namun, ada kekhawatiran tersendiri apabila moda transportasi massa tersebut dioperasikan di Indonesia.
"Ada yang bikin saya deg-degan kalau ada kereta cepat," kata Hariyadi ketika dihubungi VIVA.co.id di Jakarta, Kamis 1 Oktober 2015.
Baca Juga :
Soal Kereta Cepat, Menhub Budi Tak Mau Gegabah
Baca Juga :
Tahun Ini Pondasi Kereta Cepat Selesai 15 Persen
"Ada yang bikin saya deg-degan kalau ada kereta cepat," kata Hariyadi ketika dihubungi VIVA.co.id di Jakarta, Kamis 1 Oktober 2015.
Dia mengatakan masalah disiplin dan keamanan menjadi kekhawatirannya kalau kereta cepat ada di Indonesia. Terutama terkait budaya berlalu-lintas masyarakat Indonesia.
"Masyarakat kita, kan, suka-suka nyelonong. Bahaya, kalau kereta cepat lagi melaju," kata dia.
Hariyadi juga menegaskan masinis yang mengoperasikan kereta cepat pun harus terampil dan terseleksi dengan cukup baik.
"Masinisnya harus qualified (memenuhi syarat). Teknologinya memang harus kita kuasai, tapi, saya sih lebih khawatirnya ke human error (kesalahan manusia)," kata dia.
Namun, diakui Hariyadi, kereta cepat untuk jarak sedang telah menjadi transportasi massal andalan di seluruh dunia, khususnya di Jepang dan negara-negara Eropa. Tentunya, harga tiketnya lebih mahal daripada kereta biasa.
"Saya pernah naik kereta cepat di Jepang dan di Eropa. Ya, memang nyaman. Fasilitasnya oke dan perjalanannya tepat waktu," kata dia. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dia mengatakan masalah disiplin dan keamanan menjadi kekhawatirannya kalau kereta cepat ada di Indonesia. Terutama terkait budaya berlalu-lintas masyarakat Indonesia.