Industri Galangan Kapal Tertekan

Aktivitas Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
-  Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) menyatakan pemerintah masih belum memberikan perhatian yang lebih terhadap industri perkapalan.

IHSG Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya
Meskipun telah menghapuskan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk galangan kapal, industri perkapalan nasional masih merasa diberatkan dengan tingkat suku bunga perbankan yang mencapai 13 persen.

Lebih Oke Mana, Ekonomi RI atau Brasil?
"Kami ingin memproduksi kapal dengan harga yang kompetitif. Tapi, masih ada kesulitan soal pembiayaan suku bunga tinggi," kata Direktur Utama PT Teknik Tadakara Sumber Karya, Budhiarto, saat diskusi bersama wartawan di Lampung, Kamis 1 Oktober 2015.

Budi menuturkan, dengan suku bunga yang terlampau tinggi akan menghambat industri galangan kapal dalam memperbaiki daya saing dengan negara lain. Padahal, industri galangan kapal negara Asia bisa maju berkat dorongan penuh dari pemerintah negara terkait.

"Galangan kapal di Jepang, China, Vietnam, Filipina itu maju karena didukung oleh pemerintah mereka secara penuh. Kapan kami bisa berkembang kalau begini terus," kata dia.

Oleh karena itu, Budi bersama asosiasinya meminta kepada pemerintah untuk kembali mengaktifkan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) seperti di tahun 1998 yang difokuskan untuk pembangunan infrastruktur.

Sehingga, suku bunga yang ditawarkan bisa lebih rendah dibandingkan yang ditawarkan oleh perbankan swasta. Karena, bank tersebut hanya khusus untuk membiayai proyek infrastruktur.

"Kalau perlu, ada bank maritim. Biar bisa fokus ke infrastruktur. Jangan lihat bisnis ini (galangan kapal) untuk terus bayar bunga yang tinggi. Tapi, bagaimana perkembangan infrastruktur ke depan," kata dia. 


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya