Hindari Pakai Motif Batik Ini Saat ke Keraton

Keraton Surakarta Hadiningrat, Solo.
Sumber :
  • Fajar Sodiq/ VIVAnews, Solo
VIVA.co.id
Batik Generasi Muda Danar Hadi dengan Sentuhan Modern
- Menyambut Hari Batik Nasional yang tepat pada tanggal 2 Oktober, tentunya semua masyarakat Indonesia sangat antusias. Diakui sebagai warisan budaya dunia, tentunya pamor batik kini semakin merajai industri fesyen Tanah Air.

Carita Dasa Windu, Hadiah Eksklusif untuk Habibie

Namun tahukah Anda, ternyata ada sebuah kepercayaan bahwa motif pada batik memiliki artinya masing-masing. Sebab, di masa lalu, motif dan kain batik punya batasannya sendiri. Di mana ada pembeda antara kain batik yang boleh dikenakan masyarakat dengan yang dikenakan anggota keluarga keraton.
Batik Alleira Hadirkan Sisi Feminisme Wanita Urban


"Dahulu itu bila menggunakan motif batik yang sama dengan anggota keraton dianggap tidak menghargai pihak keraton. Namun, saat ini motif Ksatrian yang biasa dipakai keluarga keraton, banyak yang dipakai orang biasa untuk pakaian sehari-hari," ujar Indra Tjahjani, pendiri Griya Peni dan penggagas komunitas Mbatik Yuuuk, saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, belum lama ini.


Untuk itu patutlah, kita berterima kasih atas keterbukaan keluarga keraton dan kreativitas dari masyarakat pecinta batik terhadap hal ini. Kendati demikian, Indra menyarankan, ada baiknya saat berkunjung ke keraton, untuk tidak memakai batik dengan motif yang biasa dikenakan keluarga keraton. Hal ini diyakini adalah untuk menghargai keluarga keraton.


Untuk itu, motif batik yang berukuran besar sebaiknya dihindari bilamana Anda akan berkunjung ke keraton. Sebab motif yang berukuran besar biasa digunakan para raja, sementara untuk permaisurinya ukuran motifnya lebih kecil dengan pola yang sama.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya