Kisah Trump Tinju Guru Musik Hingga Curi Buku Adiknya

Donald Trump
Sumber :
  • Gaga Skidmore/Wikimedia
VIVA.co.id
Dari Bisnis Online, Pria 25 Tahun Bisa Beli Rumah dan Mobil
- Sejak mengumumkan kampanye pencalonannya sebagai presiden Amerika Serikat pada pertengahan Juni lalu, maestro real estate, Donald Trump selalu mengutip buku terlarisnya yang dirilis pada 1987, yaitu "
The Art of the Deal
10 Kota Termahal di Dunia untuk Dirikan Perusahaan
" di hampir setiap pidato yang dilakukannya. 

Hollande Sebut Trump Memuakkan
Dilansir dari Business Insider, Rabu 7 Oktober 2015, dan telah diringkas, dalam salah satu bab awal buku tersebut, Trump yang kini berusia 69 tahun, membeberkan beberapa momentum penting dalam masa kecilnya yang dianggapnya tanda-tanda bahwa dia akan menjadi pria sukses di masa depan. 

Saat Trump meninju wajah gurunya

"Saat di kelas dua, saya benar-benar membuat lebam kehitaman mata guru saya. Saya meninju guru musik, karena saya pikir dia tidak tahu apa-apa soal musik, saat itu saya hampir diusir," ujarnya. 

"Saya tidak bangga dengan itu, tetapi jelas itu bukti, bahkan sejak kecil saya memiliki kecenderungan untuk berpegang teguh dengan pendapat saya dan terkenal meskipun dengan cara yang keras. Perbedaannya sekarang, saya menggunakan otak, bukan tinju," kata Trump. 

Saat Trump mencuri buku saudara laki-lakinya untuk membuat miniatur gedung yang indah, dia menulis bahwa adiknya, Robert sering menceritakan kepada orang-orang bahwa sudah menjadi takdir sejak dini bahwa ia akan menjadi pengembang real estate yang kejam. 

"Saya akhirnya menggunakan semua blok buku tersebut dan ketika selesai, saya sadar telah menciptakan bangunan yang indah," tulis Trump. "Aku menyukainnya dan bersama Robert terpaku bersama-sama, dan itulah akhir dari blok buku Robert," tambahnya. 

Seni dari sebuah kesepakatan "The Art of Deal"

Melihat sang ayah menghancurkan para pesaing, Trump junior saat itu menggambarkan, Fred, ayahnya, sebagai orang yang keras, agresif, dan praktis sifat itu juga secara alami menurun kepadanya. Fred adalah seorang pengembang di Queens yang fokus pada perumahan masyarakat berpenghasilan rendah. 

"Ayah saya akan memulai sebuah bangunan di, katakanlah, Flatbush [Queens]. Pada saat yang sama bahwa dua pesaing mulai memasang bangunan mereka sendiri di dekatnya. Selalu, ayah saya akan menyelesaikan bangunan itu tiga, atau empat bulan sebelum pesaingnya lakukan," tulisnya. 

"Bangunannya akan selalu menjadi sedikit lebih indah daripada dua kompetitornya, dengan lebih bagus. Lobi lebih luas dan kamar yang lebih besar di apartemen sendiri dan sang penyewa begitu cepat datang. Akhirnya, salah satu, atau kedua pesaingnya akan bangkrut sebelum mereka akan menyelesaikan bangunan mereka, dan ayah saya akan masuk dan membeli mereka," dia menambahkan. 

Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

50 Ahli Keamanan AS Tolak Pilih Trump

Trump sebut mereka elite kalah yang masih ingin berkuasa.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016