IHSG Berpotensi Menguat Terbatas

bursa efek indonesia
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id
- Indeks harga saham gabungan pada perdangan hari ini, Selasa, 13 Oktober 2015, diperkirakan akan bergerak bervariasi dalam volume yang terbatas, setelah enam hari perdagangan berturut-turut mencatatkan penguatan.

"Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berpeluang melanjutkan penguatan namun terbatas dengan kisaran 4.590 hingga 4.650," ujar Analis First Asia Capital, David N Sutyanto kepada VIVA.co.id.

Menurut David, membaiknya risiko pasar terutama dipicu masuknya kembali dana asing di aset berdenominasi rupiah. Seiring rendahnya risiko keluarnya dama asing (capital outflow), akan menghadapi tantangan sentimen kinerja kuartal 3 III emiten sektoral dan outlook perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik.        

Sebagai informasi, IHSG pada perdagangan kemarin kembali menguat untuk enam hari perdagangan berturut-turut, ditutup naik 41,363 poin (0,9 persen) di 4.630,707. 

"Ini merupakan level penutupan IHSG tertinggi sejak perdagangan 10 Agustus lalu," tuturnya.

Pemodal kembali mengakumulasi aset berisiko seiring redahnya kekhawatiran kenaikan tingkat bunga The Fed yang berimbas pada penguatan rupiah atas dolar AS. Nilai tukar rupiah atas dolar AS kemarin berada di Rp13.466 (kurs tengah Bank Indonesia) atau menguat sekitar 0,41 persen.

Selain itu, penguatan IHSG kemarin juga turut dipicu sentimen Tiongkok, setelah pasar berspekulasi bank sentral China (PBoC) akan menurunkan kembali tingkat bunganya atau penurunan rasio reserve requirement.

Bursa Asia Pasifik Tertekan Dinamika Pilpres AS
"Faktor China ini kembali mengangkat sejumlah harga komoditas yang berdampak positif bagi penguatan saham sektoral berbasiskan komoditas, terutama saham sektor tambang logam pada perdagangan kemarin," ungkapnya.

IHSG Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya
Semalam, Wall Street melanjutkan penguatannya untuk empat sesi perdagangan berturut-turut dalam rentang terbatas. Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,28 persen dan 0,13 persen ditutup di 17.131,86 dan 2.017,46.

Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008
"Pasar tengah mengantisipasi rilis laba kuartal III korporasi yang memberikan indikasi lanjutan atas pemulihan ekonomi negara tersebut. Sedangkan penurunan harga minyak mentah tadi malam, memicu koreksi di saham sektor energi," ujar David. (ase)
Pekerja membersihkan kaca di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November

IHSG fluktuatif dan turun terus hingga 11,65 poin.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016