Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Kuntoro Mangkusubroto sebagai komisaris utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Kuntoro akan menggantikan Chandra Hamzah.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Dapat Arahan Menteri BUMN, PLN Bakal Caplok PGE
"Pak Kuntoro diminta Presiden untuk memimpin PLN sebagai komisaris utama, menggantikan Pak Chandra," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said.
Jokowi, lanjut Sudirman, punya perhatian khusus mengapa memilih eks menteri ESDM sebagai komisaris utama PLN. Menurutnya, Kuntoro dipandang sebagai orang yang memahami sektor energi dan telah lama berkecimpung di sektor itu, terlebih pernah menjabat sebagai direktur utama (dirut) PLN.
"Jadi, ada kebutuhannya untuk memperkuat kursi komisaris sehingga tadi tugasnya jelas membantu direksi untuk mendorong reformasi secara mendasar. Memang, cakupan tugas PLN ke depan tak bisa disamakan dengan yang sekarang," kata mantan dirut PT Pindad (Persero) itu.
Sudirman melanjutkan, usulan penunjukan Kuntoro sebagai komisaris utama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) setrum ini akan disampaikan kepada Menteri BUMN, Rini Soemarno.
"Tinggal besok lusa Bu Rini akan memutuskannya dalam RUPS (rapat umum pemegang saham)," kata dia.
Sementara itu, pengamat menilai, penunjukan Kuntoro sebagai komisaris utama tidak salah, bahkan tepat. Selain pernah menjadi Menteri ESDM dan dirut PLN, Kuntoro juga pernah menjabat sebagai kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan, dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Dari sisi pengetahuannya soal PLN dan masalahnya, Pak Kuntoro sangat mumpuni dalam kapasitasnya sehingga tidak diragukan lagi sebagai komisaris. Menurut saya, beliau paham apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan PLN," kata Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR), Fabby Tumiwa, ketika dihubungi VIVA.co.id di Jakarta, Rabu, 14 Oktober 2015.
Fabby menilai, Kuntoro punya jaringan yang cukup bagus dan interaksi yang baik dengan direksi PLN maupun mantan direksi PLN.
"Saya kira interaksi beliau dengan direksi PLN cukup baik," kata dia. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Jadi, ada kebutuhannya untuk memperkuat kursi komisaris sehingga tadi tugasnya jelas membantu direksi untuk mendorong reformasi secara mendasar. Memang, cakupan tugas PLN ke depan tak bisa disamakan dengan yang sekarang," kata mantan dirut PT Pindad (Persero) itu.
