VIVA.co.id - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, meski nilai ekspor nasional mengalami penurunan, ada satu komoditas ekspor yang mengalami kenaikkan, yakni batu akik.
Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, Kamis 15 Oktober 2015, mengatakan peningkatan ekspor non migas terbesar terjadi pada golongan perhiasan atau permata, yaitu sebesar US$127,4 juta, atau meningkat 29,49 persen terhadap Agustus 2015.
"Ekspor kita itu kombinasi emas, perak, batu akik, permata. Nah, ini memang naik nilainya hampir 30 persen, tetapi volume turun empat persen, Itu kan, justru lebih bagus, " ujar Sasmito di Kantor Pusat BPS, Jakarta.
Dia mengatakan, tingginya nilai ekspor perhiasan dan batu akik adalah karena beragam dan uniknya perhiasan batu akik di berbagai daerah dan wilayah Indonesia.
"Karena, tentu perhiasan batu permata kita itu unik, sehingga bisa diekspor ke Singapura, Afrika Selatan, Eropa, Amerika, dan negara Asia lain. Pemerintah harus fokus ke komoditas ini, bayangkan jika daya batu indonesia bisa melanda seluruh dunia," ujarnya.
Lebih lanjut, ia tak menampik bahwa yang memengaruhi peningkatan ekspor ini adalah pelemahan rupiah belakangan ini.
"Itu salah satu, tetapi juga tren. Dengan cepat menyebar, dibantu informasi dan teknologi yang berkembang di media juga, sehingga membuat komoditas (perhiasan dan permata) ini meningkat. Pasarnya masih sangat luas," ujarnya. (asp)
Garut Siap Kirim Ribuan Akik untuk Cenderamata PON Jabar
Untuk cenderamata peraih medali emas di PON XIX.
