Neraca Dagang Surplus, Dua Menteri Miliki Penilaian Berbeda

Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan nasional pada September 2015, mengalami surplus sebesar US$1,02 miliar. Surplus ini mengalami peningkatan dibandingkan Agustus 2015, sebesar US$433,8 juta.

Cari Data Investasi Lebih Akurat BKPM Gandeng BPS

Peningkatan surplus neraca perdagangan ini ditanggapi berbeda oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.

Darmin mencatat, hal tersebut bukanlah prestasi yang menggembirakan. Sebab, kinerja impor juga mengalami penurunan yang lebih dalam.

"Jadi, sebenarnya itu berita baik (surplus). Tetapi, belum cukup. Dia (neraca perdagangan) akan cukup, kalau surplus karena ekspor naik," ujar Darmin, saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis 15 Oktober 2015.

Sayangnya, kata Darmin, hingga saat ini Indonesia belum mempunyai sektor komoditi andalan selain sumber daya alam (SDA) untuk menggenjot ekspor dalam negeri.

"Memang kita belum punya andalan yang cukup, selain hasil SDA," kata dia.

Sementara itu, di tempat berbeda, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menanggapi positif laporan BPS tersebut.

Jawa Sumbang 58,1 Persen Ekonomi RI di Kuartal II 2016

Dia mengungkapkan, surplus neraca perdagangan bulan ini mampu berkontribusi dalam penguatan rupiah, serta menekan defisit transaksi berjalan (CAD).

"Menunjang untuk mengurangi CAD, dan berpotensi untuk penguatan mata uang," ujar Bambang singkat, saat ditemui di gedung DPR, Jakarta.

Sekedar informasi, nilai impor pada September 2015, mengalami penurunan sebesar 7,16 persen dibandingkan Agustus 2015. Dibandingkan tahun lalu, penurunan impor mencapai 25,95 persen. (asp)

Pendapatan Usaha Naik, Optimisme Pelaku Bisnis Meningkat

Kementerian ESDM Perpanjang Izin Ekspor Freeport?

Freeport diketahui telah ajukan perpanjangan sebelum Lebaran lalu.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016