Akhir Pekan, IHSG Berpotensi Menguat Terbatas

Sumber :
  • VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id
Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008
- Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak dalam rentang terbatas melanjutkan penguatan, dengan didukung kondusifnya pergerakan bursa global dan kawasan.

Sinyal The Fed Bikin Harga Emas Naik
Selain itu dari sisi domestik, di samping pasar mulai mengantisipasi rilis laba kuartal III, sejumlah emiten sektoral, diperkirakan merespons positif kebijakan ekonomi jilid IV yang baru saja dirilis pemerintah.

Investor Optimistis, IHSG Lanjutkan Penguatan
"IHSG diperkirakan akan bergerak dengan support (batas bawah) di 4.470 dan resistance (batas atas) di 4.535," ujar Analis First Asia Capital David N Sutyanto kepada VIVA.co.id, Jumat, 16 Oktober 2015.
              
Menurut David, redahnya kekhawatiran pasar atas kenaikan tingkat bunga The Fed akhir tahun ini juga sudah mulai terasa, menyusul data-data ekonomi negara tersebut yang keluar kurang menggembirakan, telah memicu penguatan kembali mata uang dan pasar saham di emerging market pada perdagangan kemarin.

Hal ini turut berimbas pada penguatan nilai tukar rupiah atas dolar AS dan kinerja positif IHSG 0,54 persen di 4.507,195 pada perdagangan kemarin. 

"Terbatasnya penguatan IHSG lebih dikarenakan data kinerja ekspor dan impor Indonesia September lalu kembali mengecewakan," tuturnya.

Sebagai informasi, kinerja ekspor September lalu turun 1,5 persen (month of month) dan 17,98 persen (year on year) mencapai US$12,53 miliar. Sedangkan, kinerja impor juga turun 25,95 persen (yoy) dan turun 7,16 persen (mom) mencapai US$11,51 miliar.

"Ini menghasilkan surplus perdagangan hingga US$1,02 miliar meningkat dari Agustus sebesar US$433 juta. Impor bahan baku/penolong turun 6,62 persen (mom) dan impor barang modal turun 0,74 persen (mom). Sedangkan impor barang konsumsi turun 7,16 persen (mom)," katanya.

Penurunan impor tersebut mengindikasikan lemahnya daya beli masyarakat yang berakibat pada turunnya aktivitas manufaktur. Kondisi ini membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini bakal sulit berada di atas lima persen.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi  tahun ini hanya berkisar 4,7 persen hingga 5,1 persen. Karena itu, otoritas moneter tersebut kembali menahan tingkat bunganya di level 7,5 persen.

Sementara tadi malam bursa global bergerak di teritori positif. Indeks Eurostoxx di kawasan Euro menguat 1,48 persen di 3238,81. Sedangkan di Wall Street indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 1,28 persen dan 1,49 persen tutup di 17.141,75 dan 2.023,86.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya