Penjualan Rumah Mewah di Semarang Sepi

Pemerintah Diminta Beri Kemudahan Izin Investasi
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id -  Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang masih naik turun berdampak pada sepinya penjualan rumah mewag di Kota Semarang, Jawa Tengah. 

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

Sejumlah pengembang properti rumah mewah mengaku resah karena sepinya permintaan pembeli selama dua bulan terakhir. Dari pantauan VIVA co.id, acara pameran properti dan rumah mewah yang  digelar di Mal Ciputra Semarang sejak 8-20 Oktober mendatang sangat sepi peminat.

Juremi, Salah satu Sales Promotion Perumahan Graha Candi Golf Semarang mengaku bisnis penjualan rumah mewah sudah tak bergairah sejal dua bulan terakhir. Tercatat, transaksi penjualan bisnisnya turun drastis hingga 40 persen. 
Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November

"Sejak Juli kemarin transaksi penjualannya turun 40 persen. Sebelumnya kita sanggup jual 10 unit. Sekarang menjual lima unit saja susahnya setengah mati," keluh Juremi di Semarang, Sabtu 17 Oktober 2015.
Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau

Menurut dia, kondisi penjualan bisnis rumah mewah saat ini situasinya  lebih buruk dibanding tahun lalu pada periode yang sama tahun lalu. Pengembang bahkan tak bisa berspekulasi harga karena penguatan dolar yang berdampak langsung pada kenaikan harga barang.

"Ini ironis. Daya beli masyakat jelas turun. Sedangkan harga bahan bangunan sekarang semakin melonjak tajam, " beber dia.

Pihaknya bahkan mengaku kaget, karena seharusnya saat ini transaksi penjualan rumah mewah mulai naik dan diminati masyarakat. Hal itu seiring segmen pasar yang dibidik selama ini sangat spesifik. Pembelinya mayoritas dari kalangan masyarakat menengah keatas. 

"Jadi terpaksa kami harus ngasih banyak diskon dan layanan tambahan buat memancing gairah para pembeli," katanya.

Opsi menarik pelanggan, kata dia, salah satunya dengan menurunkan harga jual rumah dan memberikan beberapa kemudahan program KPR bersubsidi. 

Senada, Wawan Wiharto, selaku Promosi Perumahan Widoro Gading Residence mengaku, secara spesifik harga bahan bangunan kini naik hingga 25 persen seiring melemahnya nilai tukar rupiah. Seperti halnya, harga besi dan semen.

"Jadi kalau tahun lalu bisa laku 100 unit, sekarang mau menjual 50 unit saja susah," kata Wawan.

Di tengah kondisi yang seba sulit, sejumlah pengembang lain hanya bisa berharap agar pemerintah turun tangan membantu kesulitan pengembang dalam menjual rumah mewah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya