Enam Kebijakan OJK Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Apa Saja?

Ilustrasi mata uang.
Sumber :
  • ANTARA/Rivan Awal Lingga
VIVA.co.id
-  Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, akhir-akhir ini mengalami penguatan dan bercokol di kisaran level Rp13.500 per dolar AS. Hal itu terjadi, karena dampak dari kemungkinan tidak naiknya suku bunga di AS hingga akhir tahun ini.


Selain itu, President Director Center for Banking Crisis, Achmad Deni Daruri berpendapat, faktor di dalam negeri, salah satunya pengaruh positif dari kebijakan yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) turut mendukung.


"OJK merilis enam kebijakan, yang mengiringi paket kebijakan ekonomi pemerintah jilid III, yang intinya bertujuan memperkuat basis cadangan devisa Indonesia yang saat ini terus menurun," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Senin 19 Oktober 2015.


Enam kebijakan itu,
pertama
, relaksasi bisnis penitipan dan pengelolaan valuta asing. "Kebijakan ini akan meningkatkan pasokan valas ke dalam negeri, sehingga bisa memperkuat mata uang rupiah," ujarnya.


Sukseskan Tax Amnesty, OJK Perlonggar Syarat Modal Sekuritas
Kedua
, skema asuransi pertanian. Kebijakan ini sangat membantu petani memperoduksi hasil pertanian secara optimal. Dengan demikan, akan mendorong ekspor pertanian meningkat. 
Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau


DPD Minta Menkeu Tak Sembarang Sunat Anggaran Daerah
Ketiga , revitalisasi dan perluasan kelembagaan industri modal ventura dalam rangka meningkatkan akses permodalan bagi pengusaha pemula (
startup
) dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).


"Kebijakan ini meningkatkan potensi ekspor Indonesia, termasuk mengurangi impor di masa depan. Sebab, sektor-sektor ini memiliki keunggulan komparatif," tuturnya.


Keempat
, membentuk konsorsium pembiayaan industri berorientasi ekspor dan ekonomi kreatif, serta UKM dan koperasi.
Kelima
, pemberdayaan lembaga pembiayaan ekspor. Dan,
keenam
, implementasi
one project
konsep dalam penetapan kualitas kredit.


"Kebijakan OJK tersebut, perlu diapresiasi. Enam kebijakan itu merupakan terobosan penting yang telah dilakukan OJK, untuk menghadapi krisis ekonomi dunia akibat stagnasi sekuler. Tanpa kebijakan baru ini, perekonomian Indonesia akan terancam masuk ke dalam perangkap likuiditas global," kata Deni.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya