Sumber :
- ANTARA/Rivan Awal Lingga
VIVA.co.id - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan Senin, dipengaruhi melemahnya sejumlah data perekonomian di China.
Baca Juga :
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
"Meski pelemahan mulai terbatas, pelaku pasar kembali dimungkinkan melepas rupiah dan kembali beralih ke dolar, seiring kurang baiknya data-data di Asia khususnya Tiongkok," kata analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada kepada VIVA.co.id, Selasa, 20 Oktober 2015.
Reza menjelaskan, sejumlah data Tiongkok seperti melambatnya laju produk domestik bruto (PDB), produksi industri, dan perlambatan lainnya memberikan imbas negatif pada laju mata uang Asia, termasuk laju mata uang rupiah yang diperkirakan masih melanjutkan pelemahannya.
Di sisi lain, pelemahan ini turut terimbas pada pelemahan sejumlah harga minyak mentah dunia setelah merespons data-data dari Tiongkok.
Baca Juga :
Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
"Dengan pelemahan tersebut, memberikan ruang bagi dolar untuk dapat terlihat lebih menguat. Dari data yang kami peroleh, (nilai tukar) beberapa (mata uang) melemah seiring mulai berkurangnya data dorongan beli," tuturnya.
Dengan demikian, target batas bawah untuk laju rupiah hari ini akan berada di angka Rp13.550 per dolar AS. Sementara itu, pergerakan rupiah hari ini akan berada di kisaran level Rp13.578-13.580 per dolar sesuai dengan kurs tengah Bank Indonesia.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dengan demikian, target batas bawah untuk laju rupiah hari ini akan berada di angka Rp13.550 per dolar AS. Sementara itu, pergerakan rupiah hari ini akan berada di kisaran level Rp13.578-13.580 per dolar sesuai dengan kurs tengah Bank Indonesia.