Pelaku Transgender Kerap Alami Penurunan Kecerdasan

Ilustrasi Transgender.
Sumber :
  • Newslocker
VIVA.co.id
VIDEO: Kenapa Bunga Matahari Mengikuti Gerak Sang Surya?
- Para pelaku transgender ternyata tidak semenarik yang dikira. Selain mengubah kelamin, operasi pengubahan seksualitas juga bisa mempengaruhi kinerja otak.

Begini Rupa Api Jenis Baru

Hal ini diungkap ilmuwan yang mengaku telah melakukan penelitian terkait dengan efek buruk transgender. Menurut mereka, orang-orang yang melakukan operasi kelamin juga akan mendapatkan terapi pengganti hormon.
Bahaya Olimpiade Rio dari Sisi Ilmuwan


"Terapi tersebut tidak hanya mengubah kondisi fisik dari pasien tapi juga kondisi kimiawi dari otak pasien," ujar Dr Siegfred Kasper, peneliti dari University of Vienna, seperti dikutip dari
IB Times
, Selasa, 20 Oktober 2015.


Dikatakan Kasper, perubahan yang terjadi para wanita yang berubah menjadi pria, setelah perawatan hormonal, adalah tumbuhnya rambut atau bulu pada tubuh, menstruasi berhenti dan suara akan mulai berat. Namun jika pria yang berubah menjadi wanita maka yang terjadi adalah sebaliknya, payudara mulai terbentuk dan hilangnya bulu tubuh.


"Lalu, penelitian kami terhadap aktivitas otak menemukan adanya perubahan pada level SERT di otak. SERT adalah
Serotonin Reuptake Transporter
, protein otak yang mampu menghantarkan kimia serotonin ke sel syaraf dan berperan penting dalam perubahan perasaan dan rasa ingin tahu," ujar Kasper, yang didampingi Dr Ruben Lanzenberger dalam penelitian tersebut.


Namun, dipaparkan Kasper, tingkat perubahan ini dialami berbeda oleh para pelaku transgender yang berbeda. Jika pelaku transgender adalah pria yang menjadi wanita, ada penurunan level SERT dalam otak pasien, akibat dari hormon estrogen yang meningkat. Sedangkan sebaliknya terjadi pada pelaku transgender wanita yang berubah menjadi pria.


"Ini membuktikan, perbedaan hormonal antara pria dan wanita mempengaruhi perasaan dan beresiko merusak. Pria yang berubah menjadi wanita cenderung mengalami penurunan kecerdasan, dibanding wanita yang berubah menjadi pria," ujar Kasper.


Studi ini dipublikasikan dalam jurnal
Biological Psychiatry
.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya