Jokowi, Hati-hati Ada 'Jebakan Batman' di Silicon Valley

Sidang Bersama DPR-RI dan DPD-RI Tahun 2015
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Presiden Joko Widodo dijadwalkan melakukan kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat pada 25-26 Oktober 2015.

Dalam kunjungan ke Negeri Paman Sam itu, Jokowi dijadwalkan akan berkunjung ke Silicon Valley, markas perusahaan teknologi dunia. Di sana, Jokowi akan bertemu dengan petinggi Facebook, Google, Apple, Microsoft dan lainnya.

Rencana kunjungan ke perusahaan teknologi dunia itu mendapat perhatian dari Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi.

Heru meminta Jokowi berhati-hati dan pandai saat menghadapi petinggi perusahaan teknologi dunia tersebut.

Presiden: Proyek Kereta Bandara Selesai Sesuai Target 2017

Heru menduga perusahaan teknolog dunia itu akan memanfaatkan pertemuan dengan orang nomor satu Indonesia untuk kencang melancarkan lobi bisnis mereka.

"Jokowi harus pandai seperti waktu kunjungan pemimpin China (ke Amerika Serikat)" kata Heru kepada VIVA.co.id, Selasa, 20 Oktober 2015.

Dia mengatakan Jokowi seharusnya menyontoh sikap teliti Presiden China, Xi Jinping saat bertemu dengan Facebook beberapa waktu lalu. Jinping, kata Heru, sangat berhati-hati membaca skenario Facebook.

"(Jokowi) harus berhati-hati terkait 'jebakan batman' yang dibuat. Sebab, biasanya mereka punya agenda. Presiden China, Xi Jinping hati-hati saat Mark Zuckerberg minta dirinya menamakan anaknya, karena nanti Facebook pasti minta dibuka di China," ujar Heru yang merupakan mantan anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI).

Selanjutnya, Heru juga mengingatkan Jokowi agar hati-hati dengan lobi Apple. Produsen iPhone itu menurutnya punya kepentingan terkait kewajiban membuka pabrik di Indonesia. Untuk itu, Jokowi menurutnya harus tegas dan memperjuangkan kepentingan Indonesia.

"Jokowi harus punya sikap. Jangan Indonesia dijadikan pasar saja, tapi ada kolaborasi saling menguntungkan," kata Heru.

Salah satu bentuk kolaborasi yang menguntungkan, kata Heru, yaitu transaksi melalui App Store dari Indonesia harus dikenakan pajak.

Terkait Apple, Heru juga menyoroti soal isu penggunaan timah ilegal. Sebagaimana diketahui, Apple saat ini sedang berada di bawah desakan dunia atas penggunaan timah ilegal dan memperkerjakan anak di bawah umur.

"Jokowi harus menanyakan hal ini, jangan terbuai dengan rencana mereka yang akan mengambil timah langsung dari Indonesia," kata Heru.

Barter Google

Heru juga meminta Jokowi teliti dan cermat dalam mencerna kepentingan Google dalam dunia telekomunikasi Indonesia. Dia menduga Google akan meanfaatkan kesempatan bertemu dengan Jokowi untuk mengegolkan misi Project Loon atau balon internetnya.

Dengan proyek itu, Google bisa menjanjikan memberi akses internet di wilayah terpencil misalnya Indonesia bagian timur. Namun skema ini bisa menjadi jebakan bagi industri telekomunikasi Tanah Air.

"Google nampaknya akan bawa isu penyebaran internet dan pusat data (data center). Penyebaran internet akan dibawa ke arah izin balon WiFi atau HAPS dan data center (Google) akan minta tidak ada kewajiban buka data center di sini," kata dia.

Mengingat kemungkinan barter kepentingan dan lobi tersebut, Heru memberikan tips kepada Jokowi. "Dengarkan saja (dulu) dan jangan buat keputusan apapun," tuturnya.

Keputusan bisa diambil, kata Heru, dengan catatan perusahaan teknologi dunia itu berkenan berbagi pendapatan dari iklan yang didapatkan di Indonesia. (ase)

Apple iPhone.

Apple Bangun Tempat Riset Dulu, Baru Jualan di Indonesia

Direksi Apple sudah datang ke Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016