Padamkan Kebakaran Hutan, Hati-hati Pakai 'Busa Ajaib'

pesawat australia
Sumber :
  • Kedubes Australia

VIVA.co.id - Pemerintah Indonesia telah menerima bantuan Jepang dalam pemadaman kebakaran lahan dan hutan di Sumatera.

Dalam memadamkan api, Negeri Matahari Terbit ini mengandalkan zat kimia yang dinamai Miracle Foam a+ sebanyak 2 ton. Zat kimia yang disebut dengan "itu akan dibagi dalam 100 galon. Sebelum disiramkan ke titik api, "busa ajaib" itu akan dicampurkan ke dalam air.

Skema ini ditegaskan telah mempertimbangkan keamanan lingkungan. Cara ini aman untuk lahan dan hutan.

Namun demikian, peneliti Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Agus Haryono meminta pemerintah untuk mencermati penyiraman bahan kimia tersebut.

"Mengingat penyemprotan dilakukan melalui udara, dan ada kemungkinan bahan kimia Miracle Foam ini sampai hingga permukiman penduduk," kata Agus dalam keterangan melalui email kepada VIVA.co.id, Selasa 20 Oktober 2015.

Agus mengatakan, sejauh ini belum bisa menganalisis risiko buruk dari penggunaan bahan kimia Miracle Foam a+. Alasannya, peneliti kimia itu belum menerima informasi nama detail senyawa kimia yang digunakan dalam formulasi Miracle Foam.

"Maka kami sulit untuk menilai berbagai risiko dan bahayanya terhadap lingkungan dan kesehatan. Demikian pula, kami tidak bisa menilai apakah formulasi ini akan efektif atau tidak," tulisnya.

Terkait hal itu, Agus menyarankan kepada pemerintah untuk meminta data ke pemerintah Jepang terkait identitas kimia, sifat risiko lingkungan serta informasi bahaya terhadap kesehatan manusia.

Dia menjelaskan, bahan foam itu berarti surfaktan. Bahan ini merupakan molekul yang memiliki gugus polar yang suka air (hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak (lipofilik) sekaligus, sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari minyak dan air.

Surfaktan pada umumnya disintesis dari turunan minyak bumi dan limbahnya dapat mencemarkan lingkungan, karena sifatnya yang sukar terdegradasi. Selain itu, minyak bumi merupakan sumber bahan baku yang tidak dapat diperbarui.

"Surfaktan berarti bercampur dengan air dan pelarut organik. Agar surfaktan bisa stabil, ditambahkan dengan foam stabilizer," tulis doktor jebolan Waseda University, Tokyo, Jepang. 

Agus mengatakan, jika pun menggunakan bahan kimia untuk pemadaman, sebaiknya menghindari senyawa fluoro atau senyawa halogen yang lain.

"Karena terindikasi berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan," kata dia.

Satelit Lapan Deteksi 232 Hotspot Jelang Puncak Kemarau
Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia

Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?

Di sejumlah wilayah Sumatera kini mulai terjadi kebakaran hutan lagi.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016