Pengusaha Keluhkan Kualitas Infrastruktur

Sumber :
  • ANTARA FOTO/Novrian Arbi
VIVA.co.id
- Kualitas infrastruktur di Indonesia, seperti jalan raya yang jelek dianggap membuat biaya logistik tinggi, yang saat ini mencapai 24 persen dari total produk domestik bruto atau sebesar Rp1.820 triliun. 

Para pengusaha industri logistik meminta hal tersebut diperbaiki, termasuk pelabuhan-pelabuhan.

Hal tersebut dikatakan Chief Executive Officer (CEO) PT Kamadjaja Logistics, Ivan Kamadjaja, di sela pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) 2015, di Jakarta International Expo Kemayoran, Rabu, 21 Oktober 2015.

“Ketersediaan infrastruktur yang baik jika dipadukan inovasi logistik terintegrasi, saya yakin biaya logistik dapat ditekan. Kami terus berinovasi untuk menciptakan biaya logistik yang murah. Ini penting agar dapat mendorong aktvitas perdagangan di Indonesia,” katanya.
Ekonomi RI Bisa Tumbuh 7 Persen di 2020, Ini Syaratnya

Dia meminta agar biaya logistik ini bisa ditekan. Yakni dengan ketersediaan infrastruktur yang baik dan berkualitas. Selain itu, biaya-biaya administrasi juga bisa menekan biaya logoistik itu.
Infrastruktur Energi Sumbang 0,25% Pertumbuhan Ekonomi

"Biaya logistik di Indonesia adalah yang paling tinggi di dunia. Di negara tetangga Malaysia, biaya logistiknya hanya 15 persen. Sedangkan Amerika Serikat dan Jepang hanya berkisar 10 persen,” kata dia.
Terowongan Tol Cisumdawu akan Tembus Bukit

Dia mengaku, kini terus berinovasi dengan menciptakan sistem layanan terpadu, tapi murah. Seperti K-Log Park, yang tersedia di Cibitung, Jawa Barat. 

Selain itu, lanjut dia, juga tersebar di Surabaya (Jawa Timur) dan Medan (Sumatera Utara) menyediakan end-to-end solution untuk kebutuhan supply chain management.

“Penurunan biaya logistik dapat dicapai melalui solusi logistik terintegrasi. Sistem ini dapat meningkatkan produktivitas perusahaan antara 50-90 persen. Jika ada efisiensi, tentu volume perdagangan meningkat dan makin kompetitif,” katanya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya