Berburu Tas dari Eceng Gondok di Rajapolah

Barang kerajinan di Rajapolah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dody Handoko
VIVA.co.id
Maumere Siap Jadi Panggung Wisata Nasional dan Dunia
- Sentra kerajinan Rajapolah, Tasikmalaya, berdiri sejak tahun 1994. Di lokasi ini ada ratusan kios berjajaran yang menjaja aneka barang kerajinan dari mulai tas, sandal dan pernak pernik lainnya.
 
Ini Alasan Bali Sibuk Gencarkan Desa Wisata
Usep salah satunya. Pria setengah baya ini awalnya menjual barang kerajinannya di pasar setempat, bercampur dengan para pedagang sayuran dan buah-buahan. Barang-barang itu ia beli dari para pengrajin daerah sekitar. Setelah sentra kerajinan Rajapolah ada, ia pun pindah ke lokasi ini.
 
10 Destinasi Wisata Ini Bakal Saingi Bali?
“Awalnya masih sepi pengunjung. Jumlah pedagang pun masih sedikit, mungkin hanya satu atau dua pedagang saja. Tapi lama-kelamaan tempat ini makin dikenal luas, banyak pedagang kerajinan yang membuka lapak disini,” ujar Usep.
 
Beragam jenis barang kerajinan pun ia jual di tokonya. Kebanyakan barang yang dijualnya terbuat dari anyaman dan yang berbahan dasar kayu. Jumlahnya saat ini sudah ribuan barang.
 
“Ada anyaman dari pandan, mendong, eceng gondok, sandal anyam, sandal kelom, kap lampu, centong batok kelapa, payung geulis dan lain-lain. Saya tidak memproduksinya sendiri melainkan hanya mengambil dari para pengrajin di sekitar Tasikmalaya,” kata Usep.
 
Kiosnya makin ramai ketika weekend dan saat musim liburan panjang sekolah. “Lokasi ini mulai dikenal dan ramai sejak tahun 2000. Karena itulah banyak pedagang kerajinan yang pindah ke lokasi ini. Kalau lonjakan jumlah pengunjung biasanya lebih banyak di akhir pekan dan hari-hari libur sekolah. Umumnya mereka itu yang mau atau telah berlibur ke tempat-tempat wisata seperti Pangandaran,” jelas Usep.
 
Mengenai harga dari beragam kerajinan yang dijualnya itu ia memasang harga bervariatif. Yang termurah mulai dari Rp5 ribu sampai yang termahal seharga Rp350 ribu. “Untuk aneka jenis tas yang paling mahal. Kalau yang murah seperti gantungan kunci, beragam souvenir dan lainnya,” lanjut dia.
 
Selain dari para wisatawan yang berkunjung ke daerah sekitar, ia juga membidik pasar lain yakni menyuplai kerajinan ke daerah wisata lain seperti Bali dan Yogyakarta. Dikatakannya, orderan rutin dalam jumlah agak besar itu selalu datang dari dua kota itu.
 
“Bali dan Yogyakarta memang pasar potensial. Saya juga menyuplai barang ke daerah sana,” ungkap Usep. 
 
Meski begitu ia tetap bersyukur dan berdoa agar ke depan usahanya makin maju lagi. Kini sentra kerajinan Rajapolah pun menjadi tempat pemberhentian wajib untuk membeli oleh-oleh bagi para wisatawan lokal dan asing yang berlibur ke daerah Pangandaran. 

“Harapan saya sih semoga ke depannya makin maju lagi. Selain itu, order dari luar daerah pun mudah-mudahan makin banyak lagi,” kata Usep. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya