Bank Dunia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,3% di 2016

Kantor Bank Dunia
Sumber :
  • diverseeducation.com

VIVA.co.id - Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun depan (2016) sebesar 5,3 persen.

Namun, proyeksi ini turut disertai beberapa risiko seperti, kenaikan tingkat suku bunga bank sentral Amerika Serikat, perlambatan negara mitra dagang seperti Tiongkok, pelemahan sektor swasta akibat depresiasi nilai tukar, serta kemarau panjang akibat El Nino.

"Indonesia menghadapi kendala sama dengan negara tetangga, akibat upaya Tiongkok menstabilisasi ekonominya, serta persiapan normalisasi kebijakan moneter AS. Tetapi, pertumbuhan di Indonesia tetap baik dibandingkan negara pengekspor komoditas," ujar Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chaves, di Energy Building, Jakarta, Kamis 22 Oktober 2015.

Dampak El Nino ini, kata Rodrigo, berpotensi meningkatkan harga beras hingga 10 persen untuk tahun ini. Disertai inflasi indeks harga konsumen, setidaknya 0,3-0,6 persen.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

Menurut dia, reformasi dan regulasi, yang dilakukan pemerintah, untuk mengatasi birokrasi cukup membantu.

Diutarakannya, menghadapi volatilitas dunia yang terus mempersulit pertumbuhan ekonomi di seluruh negara, reformasi kebijakan dan peningkatan kualitas belanja negara menjadi prioritas utama dalam menggenjot pertumbuhan perekonomian Indonesia kedepan.

Di tempat yang sama, Ekonom Utama Bank Dunia, Ndiame Diop berharap, berbagai upaya reformasi ekonomi yang dilakukan pemerintah Indonesia mampu menopang pertumbuhan ekonomi untuk kedepannya.

Hal yang perlu dijadikan perhatian pemerintah, menurut dia adalah memaksimalkan sejumlah potensi industri di dalam negeri untuk kembali menggenjot pertumbuhan perekonomian domestik.

"Berbagai upaya reformasi, akan perkuat iklim investasi dan dorong pertumbuhan. Implementasi yang baik, bisa memperkuat kepercayaan investor. Perhatian juga dapat diberikan ke sektor manufaktur dan pariwisata yang selama ini kurang banyak digali," kata Ndiop.

Berdasarkan laporan bank dunia pada triwulan II-2015, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia bertahan di angka 4,7 persen, akibat pelemahan perdagangan global, rendahnya harga komoditas, serta melambatnya pertumbuhan investasi, maupun konsumsi domestik.

Sementara itu, penyerapan anggaran belanja yang mulai berjalan di triwulan III-2015, diperkirakan sudah mencapai 21,4 persen. Ditambah dengan upaya pemerintah memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan proyek, yang diharapkan turut memperbaiki tingkat pertumbuhan investasi. (asp)

toko di pasar Senen

Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi

Hanya fenomena politik jelang pilkada.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016