Laju Rupiah Masih Dibayangi Keputusan The Fed

Ilustrasi mata uang.
Sumber :
  • ANTARA/Rivan Awal Lingga
VIVA.co.id
- Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih dibayangi oleh kepastian Federal Reserve dalam menaikkan suku bunga. Para pelaku pasar cenderung menahan diri.

"Pelemahan pada kurs rupiah cenderung tipis seiring masih adanya pelaku pasar yang menahan transaksi jelang rapat The Fed. Laju rupiah pun turut menunggu kepastian akan rapat The Fed tersebut," ujar Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, di Jakarta, Kamis, 29 Oktober 2015.

Menurut Reza, jika The Fed kembali menunda kenaikan suku bunganya, maka indeks dolar AS diharapkan akan menurun, sehingga dapat memberikan imbas positif bagi mata uang garuda.

Reza mengatakan, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), laju rupiah kembali mengalami pelemahan setelah merespons imbas penguatan laju dolar AS. Di samping seiring masih melemahnya sejumlah harga komoditas.
Asumsi Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen Dinilai Sulit Dicapai

Apalagi, di tengah masih berlangsungnya rapat The Fed, berbagai spekulasi muncul sehingga laju indeks dolar AS masih bergerak positif. "Rupiah pun ikut terkena imbasnya," tuturnya.
Penguatan Rupiah Dihantui Sentimen Negatif Ekonom Global

Selain itu, Reza melanjutkan, pada sejumlah mata uang pun laju dolar masih tercatat menguat.
Kurang Gesit, Rupiah Masih Sulit Menguat

Dengan demikian, pihaknya memperkirakan, laju rupiah di bawah target support (batas bawah) Rp13.634, dan pergerakannya akan berada di rentang Rp13.650-13.618. (ase)
Uang rupiah.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

Aksi damai 4 November tidak terlalu pengaruhi pergerakan rupiah.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016