Menilik Balon Internet Google yang Memikat Operator RI

Ujicoba Project Loon Google
Sumber :
  • ww.google.com

VIVA.co.id - Project Loon hasil rancangan Google telah memikat tiga operator seluler Indonesia, Telkomsel, XL, dan Indosat. Operator menilai, balon internet tersebut dapat memperluas koneksi internet ke berbagai daerah. Lantas, seperti apakah Project Loon itu?

Google, selaku pengembang inovasi Project Loon memandang bahwa hampir dua per tiga populasi di dunia belum tersentuh oleh internet. Persoalan itu menjadi semakin kompleks, ketika tak ada satu perusahaan teknologi yang mengatasi masalah tersebut.

Tak ayal, keterbatasan internet berdampak pada terhambatnya berbagai akses, seperti sumber keuangan yang terbatas, kurangnya relevansi konten, kurangnya bahasa, dan keterbatasan melek digital atau tidak adanya infrastruktur dasar.

"Project Loon merupakan balon 20 km di atas permukaan Bumi yang berada jauh di atas pesawat dan cuaca. Tujuan proyek ini, untuk mengatasi tantangan konektivitas dengan jangkauan internet hingga ke daerah terpencil, daerah yang terkena bencana dan cakupan internet yang blank spot," ujar Google dalam keterangannya, Kamis, 29 Oktober 2015.

Balon ini nantinya akan berfungsi sebagai menara telepon seluler yang akan mengirimkan sinyal dari jalan hingga langit. Kemudian, balon tersebut akan memberikan cakupan lebih luas daripada infrastruktur Long Term Evolution (LTE) terestrial yang juga sesuai untuk menutupi area lebih besar dengan kepadatan penduduk.

Cakupan balon internet Google ini akan bergerak naik dan turun ke lapisan angin yang berbeda. Tujuannya, agar melakukan perjalanan dengan berbagai kecepatan dan arah di seluruh dunia, sehingga ketika satu balon terbang ke luar jalur, maka yang lain siap untuk menggantikan tempatnya.

"Bekerja sama dengan operator jaringan, Loon menyentuh infrastruktur internet yang ada dan melewati sinyal dari balon ke balon dan turun langsung ke perangkat pengguna 4G LTE," kata Google.

Diketahui, inovasi perusahaan mesin pencari internet itu dapat terbang selama 187 hari, dengan jarak tempuh lebih dari 17 km. Jarak antarbalon ke balon untuk menghubungkan data sejauh 100 km, kapabilitas peluncuran 20 balon per hari.

Dari segi kecepatan internetnya, Project Loon menjanjikan akan memberi kecepatan hingga 10 Mbps yang langsung terkoneksi ke perangkat.

Perjalanan Project Loon

Balon internet Google mengawali kiprahnya pada Juni 2013. Saat itu, peluncuran Project NZ atau New Zealand, yang mana melibatkan 50 penguji percontohan dengan 30 armada balon.

Kemudian, di awal 2014, tepatnya Januari, penerbangan uji pertama sistem LTE terbilang sukses. Balon secara otomatis dikembangkan mengisi sistem. Pada April 2014, balon pintar ini melakukan perjalanan sejauh 500 ribu km yang dinobatkan sebagai balon pertama yang mengelilingi dunia.

Selang satu bulan, koneksi LTE pertama kali menggunakan Project Loon diselenggarakan di sebuah sekolah di masyarakat pedesaan Agua Fria, Brasil ke dunia maya. Pada Agustus 2014, balon diluncurkan 20 unit setiap minggunya. Disediakan koneksi sehari penuh secara terus-menerus ke situs tes dalam kemitraan dengan Vodafone.

Pada April 2015, peningkatan cakupan area setiap balon sampai dengan empat kali. Kini, setiap balon memiliki tingkat kecepatan navigasi 500 meter.

Alasan Balon Google 'Diistimewakan' dari Balon Lokal
KERJASAMA AKSES INTERNET INDONESIA - GOOGLE

Apa Kabar Balon Internet Google untuk Indonesia?

Tim Google sedang urus izin penerbangan balon di Kemenhub.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016