Kesejahteraan Guru di AS

Kena Skorsing, Para Guru Makan Gaji Buta

VIVAnews - Beruntunglah para guru di kota New York, Amerika Serikat. Berkat lobi serikat guru setempat, ratusan anggota kini menikmati masa "magabut" alias makan gaji buta. Pasalnya 700 guru di New York sedang menjalani skorsing akibat berbagai kasus, mulai dari pelanggaran kode etik hingga pelecehan seks.

Namun, para pendidik itu tidak bisa langsung dipecat. Berkat surat kontrak yang mereka tandatangani sebagai anggota serikat, para guru bermasalah itu masih rutin menerima gaji walau tidak boleh mengajar selama periode tertentu. Mereka tetap harus ke sekolah, namun tidak bekerja.

Lalu apa kegiatan yang mereka lakukan? Bermain scrabble (reka-susun kata dalam bahasa Inggris), menjelajah internet, atau latihan yoga. Ada pula yang cuma menatap tembok seharian atau membaca novel.

Semua kegiatan itu mereka lakukan di suatu ruang khusus yang disediakan sekolah sambil menunggu masa skorsing selama berbulan-bulan, bahkan hingga bertahun-tahun. Ruangan itu populer disebut "ruang karet" (rubber room). 

"Pokoknya kita cuma duduk-duduk di sana selama delapan jam," kata Orlando Ramos, yang telah melewatkan waktunya di ruang karet selama tujuh bulan pada tahun 2004-2005. Ruang karet itu bernama resmi pusat evaluasi sementara. 

Ramos dulunya adalah wakil kepala sekolah di East Harlem sebelum dia dituduh bersaksi dusta dalam kasus pemberian skorsing atas seorang murid. Ramos membantah tuduhan itu. Setelah melewatkan waktu di ruang skorsing selama berbulan-bulan menunggu keputusan pihak berwenang, Ramos akhirnya memilih pensiun dari sekolah itu dan kini punya pekerjaan di negara bagian California.

Selama masa skorsing, para guru juga bisa menikmati libur akhir pekan dan juga liburan musim panas, seperti yang dinikmati oleh rekan-rekan mereka yang tetap mengajar.

Guru bermasalah di New York seperti Ramos tetap mendapat gaji tahunan sebesar US$70.000 (Rp 731,850,000), bahkan bisa lebih. Mereka pun dibayar oleh Departemen Pendidikan setempat. Inilah yang membuat Departemen Pendidikan New York resah karena mereka menyisihkan uang para pembayar pajak sebesar US$65 juta per tahun untuk menggaji guru, termasuk mereka yang magabut.

Departemen Pendidikan akhirnya menuding aturan yang telah dibuat serikat guru membuat rekan-rekan mereka yang bermasalah itu turut mendapat gaji yang layak. "Sulit untuk memecat seorang guru bermasalah karena dia dilindungi oleh kontrak dengan serikat," kata Ann Forte, juru bicara Departemen Pendidikan New York. 

Pejabat pemerintah Kota New York menyatakan para guru bermasalah tetap mendapat gaji karena berdasarkan perjanjian dengan serikat guru, mereka tetap diperbolehkan bekerja dalam situasi tertentu selama menunggu putusan atas kasus yang mereka perbuat. Kontrak itu juga melarang mereka untuk diberi pekerjaan lain.

Ron Davis, juru bicara serikat United Federation of Teachers, mengungkapkan bahwa tahun lalu sebenarnya sudah tercapai kesepakatan dengan pemerintah, yaitu Departemen Pendidikan di New York, untuk mengurangi waktu skorsing para guru bermasalah di ruang karet. Namun kemajuannya masih lambat.

"Memang tidak yang mau melihat guru tidak berada di ruang kelas. Namun, kami tidak bisa mengabaikan hak-hak guru," kata Davis. Serikat yang dia kelola memiliki 228.000 anggota, hampir 90.000 diantaranya adalah guru.
 
Kebijakan pengadaan ruangan skorsing bagi para guru sudah berlaku di New York sejak akhir 1990-an. Namun jumlah mereka yang menempati ruangan itu kian meningkat sejak pemerintah New York di bawah pimpinan Walikota Michael Bloomberg memperluas pengawasan sekolah pada 2002. 

Sebenarnya bukan cuma guru di New York yang bisa magabut. Para guru di Los Angeles dan Philadelphia pun bisa tetap mendapat gaji kendati disetrap di dalam ruangan khusus selama menjalani skorsing atau putusan akhir dari pihak berwenang atas kasus yang mereka lakukan. (AP)

Lucu Jika Kubu 01 dan 03 Gabung ke Prabowo, Pakar: Haram Hukumnya, Mereka kan Nuduh Curang
Shin Tae-yong dan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir

Kata PSSI Usai Perpanjang Kontrak Shin Tae-yong

PSSI resmi memperpanjang kontrak Shin Tae-yong. Pelatih asal Korea Selatan itu akan menangani Timnas Indonesia hingga 2027 mendatang.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024