Sumber :
- Antara/Wahyu Putro A
VIVA.co.id
- Harga referensi minyak kelapa sawit (
crude palm oil
/CPO) periode November 2015 ditetapkan sebesar US$594,16 per metric ton (MT). Harga ini naik sebesar US$64,65 per MT atau 12,2 persen dari harga bulan Oktober 2015 yang sebesar US$529,51 per MT.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Laba Anjlok, Astra Agro Lestari Tak Bagi Dividen
Meskipun demikian, harga referensi CPO ini masih tergolong rendah.
"Hal ini disebabkan oleh semakin rendahnya harga minyak dunia dan kelebihan pasokan (oversupply) minyak nabati di pasar internasional, terutama minyak nabati dari sumber lain sebagai kompetitor CPO," kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Karyanto Suprih, di Jakarta, dikutip dari keterangan tertulisnya, Sabtu, 31 Oktober 2015.
Karena, harga referensi CPO masih rendah, harga bea keluar (BK) CPO untuk bulan November pun tidak berubah, yaitu sebesar US$0 per MT alias tidak dikenakan BK.
"Harga referensi CPO, saat ini masih di bawah tingkat ambang batas pengenaan BK di level US$750, sehingga masih tetap dikenakan BK sebesar US$0 per MT untuk periode November 2015 dan untuk CPO dan produk turunannya," kata dia.
Sementara itu, Karyanto mengatakan, harga referensi biji kakao turun sebesar US$15,65 per MT atau 0,5 persen, yaitu dari US$3.175,92 per MT pada Oktober 2015 menjadi US$3.160,27 per MT pada November 2015.
Penurunan harga referensi ini juga berdampak pada penetapan harga patokan ekspor (HPE) biji kakao. Harganya turun dari US$2.872 per MT pada Oktober 2015 menjadi US$2.856 per MT pada November 2015.
"Penurunan harga referensi dan HPE biji kakao juga disebabkan oleh melemahnya harga internasional komoditas terebut. Namun, BK biji kakao tidak berubah dari periode bulan sebelumnya, yaitu sebesar 10 persen," kata dia.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Hal ini disebabkan oleh semakin rendahnya harga minyak dunia dan kelebihan pasokan (oversupply) minyak nabati di pasar internasional, terutama minyak nabati dari sumber lain sebagai kompetitor CPO," kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Karyanto Suprih, di Jakarta, dikutip dari keterangan tertulisnya, Sabtu, 31 Oktober 2015.
