- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Kepergian pak Raden untuk selama-lamanya meninggalkan duka mendalam bagi banyak pihak. Semasa hidupnya ia dikenal sebagai sosok yang sederhana. Ia pun dikabarkan sempat mengalami kesulitan keuangan.
Tak mudah bagi Pak Raden untuk bertahan hidup. Ia harus menawarkan dan menjual sejumlah karya lukisannya.
"Bapak hidup sebagai tukang gambar, lahirnya di Unyil dari talenta bapak memvisualisasikan," kata manajer Pak Raden, Prasodjo CS saat ditemui di bilangan Petamburan, Jakarta Pusat.
Dijelaskan Prasodjo, sebelum menghembuskan napas terakhirnya, pria bernama asli Suyadi itu memiliki keinginan seputar hasil karyanya, Si Unyil.
"Tapi akhir-akhir ini nunggu Unyil buat tiga dimensi, bapak mendukung itu," kata Prasodjo.
Semasa hidupnya sendiri, Pak Raden memilih hidup sederhana. Ia tak pernah bermimpi memiliki rumah mewah.
"Pak Raden itu memang tidak berkeluarga, tidak punya istri, tidak punya anak. Dia tinggal sendiri bersama asisten-asistennya," ujar Siswati.
