VIVA.co.id - Para bos perusahaan teknologi dunia yang bermarkas di Silicon Valley memberikan donasi untuk para ilmuwan. Penghargaan hampir mencapai US$22 juta atau tepatnya US$21,9 juta (Rp299 miliar).
Bos-bos teknologi dunia itu memberikan dana penghargaan dalam tajuk "Breakthrough Prize" itu kepada ilmuwan atas penemuan mendasar tentang alam semesta, kehidupan, dan pikiran.
Dikutip dari Mercury News, Senin 9 November 2015, penghargaan itu merupakan saweran dari beberapa pasangan bos teknologi di Silicon Valley. Di antaranya yaitu pendiri Google, Sergey Brin dan Anne Wojcicki, Yuri dan Julia Milner, dan Mark Zuckerberg dan Priscilla Chan. Ada juga Jack Ma dan Cathy Zhang, yang merupakan pendiri Alibaba, e-commerce raksasa asal China.
Dana penghargaan itu disebutkan berasal dari beberapa yayasan bos teknologi itu, di antaranya Brin Wojcicki Foundation, Community Foundation, yayasan pendanaan di Silicon Valley Community Foundation milik Mark Zuckerberg, Jack Ma Foundation dan Milner Global Foundation.
Dalam pengumuman penghargaan pada Minggu malam 8 November 2015 di Ames Research Center NASA, dana tersebut telah didistribusikan ke para ilmuwan di seluruh dunia.
"Dengan menantang pemikiran konvensional dan perluasan pengetahuan dalam jangka panjang, para ilmuwan bisa memecahkan masalah terbesar kita," kata Chief Executive Officer Facebook, Mark Zuckerberg yang juga salah satu pendiri iniasi penghargaan tersebut.
Zuckerberg mengatakan, "Breakthrough Prize" mengapresiasi pencapaian dalam ilmu pengetahuan dan matematika yang dijalankan oleh peneliti.
"Kita dapat mendorong banyak penelitian rintisan dan menghargai ilmuwan, karena mereka benar-benar pahlawan," kata bos Facebook itu.
Sementara itu, Anne Wojcicki, salah satu pendiri dan CEO perusahaan genom personal, 23andMe mengatakan, pemenang penghargaan pada tahun ini telah membuka mata dan pandangan dunia dalam memahami problem manusia.
Beberapa ilmuwan yang memenangi penghargaan mentereng ini di antaranya Ian Agol (UC-Berkeley) untuk bidang matematika, Edward S Boyden, Karl Deisseroth (Stanford University untuk bidang ilmu kehidupan), peneliti Experiments Investigating Neutrino Oscillation (China), KamLand (Jepang), K2K/T2K (Jepang), Sudbury Neutrino Observatory (Kanada), dan Super-Kamiokande (Jepang) untuk fisika fundamental.
Kemudian, peneliti bidang fisika yaitu B. Andrei Bernevig, Liang Fu, Xiao-Liang Qi (Stanford University); Raphael Flauger, Leonardo Senatore (Stanford University), dan Yuji Tachikawa. (art)
Sumber :
Baca Juga :
Mastel: Tepat, Jokowi ke Silicon Valley Saat Ini
VIVA.co.id
18 Februari 2016
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Makna Kutipan "Nulla res tanta est, quae non possit aliquo modo explicari" dari Descartes
Wisata
5 menit lalu
Kutipan ini, yang dalam bahasa Latin berarti "Tidak ada sesuatu yang begitu besar sehingga tidak dapat dijelaskan dengan cara tertentu," merupakan ungkapan yang mencermin
Merapat! Ini 8 Lokasi Nobar Semifinal Indonesia vs Uzbekistan di Surabaya, Madura Hingga Banyuwangi
Jabar
6 menit lalu
Jelang laga seru Timnas Indonesia vs Uzbekistan di semifinal Piala Asia U23 2024, bergabunglah di salah satu dari 8 lokasi nobar di Jawa Timur. Dari Surabaya...
Saldo DANA gratis hari ini Senin 29 April 2024 akan diberikan oleh pihak dompet digital DANA kepada para penggunanya. Jika anda ingin mendapatkan, caranya sangat mudah
Kutipan terkenal "Aku berpikir, maka aku ada," yang diucapkan oleh filsuf René Descartes, telah menjadi salah satu frase paling ikonik dalam sejarah filsafat Barat. Frase
Selengkapnya
Isu Terkini