Sumber :
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Produsen Jamu PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menyatakan pihaknya akan tetap memperbesar porsi penjualan produk untuk ekspor. Saat ini, porsi penjualan perseroan untuk ekspor sebesar 2,5 persen dan ke depannya menargetkan ekspor hingga 10 persen.
Direktur Keuangan SIDO Vinancia Sri Indrijati untuk menggenjot produk ekspor akan memaksimalkan pasar yang sudah ada.
Baca Juga :
Sido Muncul Incar Pasar Internasional
"Kita akan menggunakan market pasar yang sudah ada. Yang existing saja dulu karena produk kami sudah ada dimana-mana," kata dia di gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Selasa, 10 November 2015.
Baca Juga :
Ini Misi Ekspor Pertama Enggar Jabat Mendag
Vinancia menuturkan, ekspor terbesar saat ini di negara Afrika, Arab Saudi, Singapura dan Malaysia. "Seperti di Afrika Kuku Bima Energi sangat diminati. Afrika kan penduduknya juga besar," ujarnya.
Ia juga mengungkapkan, nilai penjualan perseroan selama sembilan bulan tahun 2016 tumbuh 3,5 persen menjadi Rp 1,65 triliun. Adapun kategori produk penjualan perseroan yakni herbal dan suplemen, healty food and baverages, dan pharmaceutical.
Presiden Direktur SIDO Irwan Hidayat mengatakan minimnya ekspor karena berbenturan dengan regulasi masing-masing negara. Ia menjelaskan hingga saat ini belum ada kategorisasi untuk jamu.
"Di seluruh dunia nggak ada aturan jamu. Itu kan masuknya sub suplemen. Masuknya sub suplemen bukan sebagai jamu," tuturnya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Ia juga mengungkapkan, nilai penjualan perseroan selama sembilan bulan tahun 2016 tumbuh 3,5 persen menjadi Rp 1,65 triliun. Adapun kategori produk penjualan perseroan yakni herbal dan suplemen, healty food and baverages, dan pharmaceutical.