WTO Diminta Utamakan Negara Berkembang

Aktifitas Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
RI Tolak Kebijakan Kemasan Rokok Tanpa Merek di Australia
- Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan akan terus mengupayakan langkah-langkah strategis, terkait akan dilaksanakannya Konferensi Tingkat Menteri (KTM)-10 WTO (World Trade Organization) yang akan dilangsungkan Desember 2015 mendatang di Nairobi, Kenya.

Kementerian ESDM Perpanjang Izin Ekspor Freeport?
Dirjen Kerja sama Perdagangan Internasional (KPI) Kementerian Perdagangan, Bachrul Chairi mengatakan, hal itu diupayakan karena mengacu pada kesuksesan KTM-9 di Bali.

Bahas Produksi Lada, Enam Negara Duduk Bareng
"KTM-9 yang menyepakati paket Bali, terutama isu pembangunan dan pertanian yang menjadi kepentingan negara berkembang dan kurang berkembang, harus menjadi prioritas WTO," ujar Bachrul di Kantor Kemendag, Jakarta, Rabu 11 November 2015.

Bachrul menjelaskan, dalam WTO selanjutnya, perlu di prioritaskan perundingan agenda pembangunan dan pertanian yang menjadi kepentingan utama negara-negara berkembang dan kurang berkembang.

"Hal ini, agar manfaat perdagangan terbuka yang diusung sistem perdagangan multilateral dapat dirasakan lebih berimbang oleh seluruh negara anggota WTO," kata dia.

Dalam hal ini WTO perlu menjaga momentum lahirnya paket Bali, khususnya pada isu-isu yang sedang terjadi saat ini seperti isu pertanian, pembangunan, dan perjanjian fasilitasi perdagangan.

Menurutnya, hal ini nantinya bisa mendorong tercapainya kesepakatan baru di KTM-10 WTO di Kenya. Ia juga mengingatkan, perihal agenda pembangunan Doha di WTO yang mengalami kebuntuan selama 10 tahun sejak digulirkan pada 2001 di Doha, Qatar.

"Pemerintah berkepentingan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap sistem perdagangan multilateral dan WTO," ujarnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya