PT Pos Indonesia Diminta Dukung e-Commerce

Kantor PT Pos Indonesia
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVA.co.id - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, akan menggiring PT Pos Indonesia (Persero) untuk menjadi bagian dari ekosistem e-commerce.

Empat Alasan Bisnis E-Commerce RI Terbesar di Asia

Nantinya, perusahaan BUMN itu akan dikhususkan sebagai pemain logistik yang mendistribusikan barang-barang e-commerce. Sebab, tantangan pertumbuhan industri jual-beli terganjal tiga sektor, yakni pembayaran, infrastruktur dan logistik.

Rudiantara mengatakan, Pos Indonesia yang cabangnya tersebar di seluruh Tanah Air, menjadi kekuatan untuk membantu industri e-commerce yang baru tumbuh di Indonesia.

"Dari sisi logistik, kalau sekarang e-commerce yang besar ada divisi logistik, kenapa enggak kita berfikir PT Pos kita ubah menjadi bagian ekosistem dari e-commerce, menjadi perusahaan yang fokus mendukung fungsi logistik dari e-commerce Indonesia," ujarnya saat mengunjungi Tech in Asia Jakarta 2015 di Balai Kartini, Jakarta, Kamis, 12 November 2015.

E-Commerce 'Bonek' Berambisi Taklukkan Ibu Kota

Menurut dia, langkah itu akan berdampak pada biaya logistik yang cukup terjangkau bagi para pelaku usaha jual-beli online dan pembelinya. Sebab, apabila biaya logistik mahal, akan berdampak juga terhadap pelanggan.

"Sehingga kami berfikir bagaimana mengefisienkan proses bisnis di e-commerce dengan mengembangkan ekosistem dari masing-masing," ujarnya menjelaskan.

Pemain e-Commerce Taruh Harapan ke Kabinet Baru Jokowi

Selain itu, Kominfo juga sedang meluruskan sejumlah isu, seperti soal pendanaan. Menurut Rudiantara, perusahaan rintisan (startup) dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) belum diberi lampu hijau untuk disuntik dana dari pihak asing.

"Sementara, yang established (mapan) seperti Go-Jek atau Tokopedia dibolehkan. Sekarang, e-commerce masuk Daftar Negatif Investasi (DNI). Kami sedang siapkan nantinya agak dilonggarkan daftar negatif investasi, tapi hanya untuk yang established, yang butuh pendanaan ratusan juta dolar," ujarnya.

Mengenai soal pembayaran (paymen gateway), Rudiantara berjanji akan membicarakan isu tersebut dengan Bank Indonesia. "Infrastruktur, payment gateway misalnya, national payment gateway kami bicarakan dengan Bank Indonesia. Ini harus ada national payment gateway, kalau tidak, kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi di Indonesia."

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya