Manisnya Bisnis Pepaya California, Omzet Capai Rp200 Juta

Pepaya California
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dodi Handoko
VIVA.co.id
Miliarder Sara Blakely Berbagi Nasihat Bisnis Terbaiknya
- Pepaya dikenal sebagai buah yang memiliki kadar potasium dan vitamin C cukup tinggi. Buah ini digandrungi berbagai kalangan. Tetapi, saat ini pepaya California lebih banyak diminati dibanding dengan pepaya biasa. 

Tak Selesai Kuliah, Ahmed Haider Ciptakan Aplikasi Drone
Adalah Amir Hamzah, warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat, salah satu petani yang menikmati manisnya bertanam pepaya California. Dia mengaku, dalam sehari bisa memanen hingga dua ton pada lahan kebunnya di Banyuwangi, Jawa Timur, seluas 20 hektare. Untuk mengembangkan bisnisnya, Amir sering memberikan pelatihan gratis cara budidaya pepaya California, sekaligus menjual bibitnya.
 
Kisah Shelby Clark Temukan Ide Aplikasi Penyewaan Mobil
Sebab, untuk memenuhi banjirnya pesanan, dia tak bisa hanya mengandalkan panen di kebun sendiri. Selama ini, Amir juga membeli pepaya California dari berbagai daerah, seperti Sukabumi, Purbalingga, Kebumen, Purwokerto, Lampung, dan dari daerah lain.

Khusus dari daerah yang jauh, Amir bisanya mengambil sekitar lima ton sekali kirim. “Peluang pepaya California ini pasarnya masih besar. Meskipun semua petani pepaya California menyerang Jakarta, saya tidak akan kehabisan pasar. Dua ton sehari itu bisa habis,” ujarnya kepada VIVA.co.id, Minggu, 15 November 2015.

Dia menuturkan, karena mengambil dari daerah, secara tidak langsung dia juga sudah memberdayakan para petani pepaya di daerah. Menurutnya, dari satu pengepul, di bawahnya ada 10-20 petani. Amir mematok harga jual paling tinggi Rp9.000 per kilogram (kg) pepaya California. “Harga dari saya sebenarnya tidak baku. Kadang kalau untuk supermarket di lokasi elit bisa sampai Rp9.000 per kg, kalau di daerah yang dihuni masyarakat biasa, ya di bawahnya itu. Di supermarket, pepaya saya dijual Rp18 ribu per kg,” ujarnya.
 
Dia menuturkan, pepaya California yang ia jual dijamin berkualitas baik. Karena itu, dia banyak dipercaya supermarket. Menurutnya, saat ini banyak beredar pepaya yang kualitasnya jelek, padahal tampilannya bagus. “Ada juga bentuknya bagus, tapi rasanya tidak manis. Biasanya, pepaya model itu dipetik sebelum matang dan dikarbit. Saya tidak begitu. Kalau sekali saja seperti itu, pepaya saya tidak bisa masuk lagi supermarket,” ujarnya menjelaskan.
 
Dia menambahkan, saat ini permintaan pepaya tengah bagus. Sayangnya, pasokan masih sangat terbatas. Bahkan, tak jarang ada beberapa permintaan yang tidak bisa dia penuhi. "Produksi buah ini tidak bisa ditentukan. Sebab, pepaya California tidak bisa distok," ujarnya.
 
Kini, pria berusia 58 tahun ini mengaku, dalam sebulan bisa memperoleh pendapatan Rp100-200 juta dari penjualan pepaya California di Jabodetabek. Bahkan, jika permintaan sedang tinggi dan pasokan ada, omzetnya bisa menyentuh angka Rp300 juta sebulan.

(mus)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya