Sumber :
- ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.
VIVA.co.id -
Ketua DPR Setya Novanto mengaku pertemuan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla sekaligus mengklarifikasi soal rumor dirinya mencatut nama Presiden Jokowi dan Jusuf Kalla, untuk meminta jatah PT Freeport sebagaimana dituduhkan oleh Menteri ESDM Sudirman Said.
"Ya, saya harus menyampaikan karena saya tidak pernah menggunakan masalah-masalah ini untuk kepentingan yang lebih jauh. Jadi saya nggak pernah membawa nama-nama Presiden atau Wapres," kata Novanto, usai bertemu Kalla di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin, 16 November 2015.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Setya Novanto: Saya Sayang dengan Pak Idrus
"Ya, saya harus menyampaikan karena saya tidak pernah menggunakan masalah-masalah ini untuk kepentingan yang lebih jauh. Jadi saya nggak pernah membawa nama-nama Presiden atau Wapres," kata Novanto, usai bertemu Kalla di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin, 16 November 2015.
Baca Juga :
Spanduk Setya Novanto Jadi Cawapres Jokowi 2019
Novanto mengaku, apapun yang dibicarakan menyangkut Presiden maupun Wakil Presiden, hanya masalah yang penting. Bukan untuk pribadinya tapi demi kepentingan bangsa dan negara.
Untuk itu, kepada Kalla, Novanto mengatakan dirinya tidak pernah mencatut nama RI-1 dan RI-2 itu seperti yang dirumorkan selama ini.
"Dengan isu-isu tersebut tentu saya pasti menyampaikan bahwa saya tidak pernah membawa-bawa nama Presiden ataupun Wapres karena yang saya lakukan adalah yang terbaik untuk kepentingan bangsa dan negara dan untuk kepentingan masyarakat Indonesia," ujarnya.
Novanto mengaku, dirinya berjuang untuk kesejahteraan masyarakat Papua. Tidak untuk kepentingannya sendiri.
"Masalah Papua itu tentu saya selalu berjuang supaya masalah pendapatan daripada masyarakat di Papua akan lebih baik," katanya.
Novanto mengaku, menemui Jusuf Kalla, untuk menyampaikan undangan pernikahan putrinya pada 4 Desember 2015 mendatang.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Novanto mengaku, apapun yang dibicarakan menyangkut Presiden maupun Wakil Presiden, hanya masalah yang penting. Bukan untuk pribadinya tapi demi kepentingan bangsa dan negara.
