Sumber :
- REUTERS/Alex Domanski
VIVA.co.id
- Sentimen negatif di pasar uang dunia menyebabkan mata uang rupiah tidak mampu menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Kondisi itu lantaran menurunnya sejumlah mata uang di zona Euro.
Baca Juga :
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
Menurut analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, laju mata uang euro, SwisFranc, dan beberapa mata uang di sekitaran zona euro melemah, sebagai bentuk respons atas musibah di Paris, Prancis. Kondisi tersebut memberikan sentimen negatif pada laju rupiah.
Baca Juga :
Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
"Harapan kami akan adanya penguatan laju rupiah tampaknya harus kami tahan dulu, mengingat sentimen yang ada masih belum cukup mendukung untuk penguatan rupiah," kata dia di Jakarta, Selasa, 17 November 2015
Apalagi, dia melanjutkan, sebelumnya sejumlah mata uang melemah terhadap dolar AS yang dimotori oleh euro, setelah merespons hasil pidato Bank Sentral Eropa (ECB), yang masih mengindikasikan perlambatan dan berujung diperlukannya stimulus.
"Situasi itu membuat rupiah masih melanjutkan pelemahannya," tuturnya.
Bahkan, kata Reza, adanya surplus neraca perdagangan sebesar US$1,01 miliar tidak mampu membantu laju rupiah keluar dari zona merah. Kemungkinan hal tersebut dikarenakan masih terjadi penurunan atas nilai ekspor dan impor yang masing-masing turun 20,98 persen dan 27,81 persen.
Laju rupiah diperkirakan di bawah target batas bawah Rp13.588 per dolar AS.
"Untuk itu, tetap mewaspadai dan cermati sentimen yang akan muncul seiring masih adanya potensi pelemahan lanjutan," ucapnya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Apalagi, dia melanjutkan, sebelumnya sejumlah mata uang melemah terhadap dolar AS yang dimotori oleh euro, setelah merespons hasil pidato Bank Sentral Eropa (ECB), yang masih mengindikasikan perlambatan dan berujung diperlukannya stimulus.