Sumber :
- ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
VIVA.co.id
- Masalah perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia menjadi
Baca Juga :
United Tractors Akan Produksi Tambang Emas
perhatian publik akhir-akhir ini. Pakar ekonomi menilai, masalah perpanjangan kontrak perusahaan tambang tersebut menjadi polemik, karena tidak ada keterbukaan.
"Kalau you baca soal Freeport, banyak kasak-kusuk di kamar tertutup,"
Baca Juga :
BPS: Pertumbuhan di Sektor Pertambangan Melambat
kata Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Emil Salim dalam acara 'Konferensi Tata Kelola Sumber Daya Ekstraktif' di Hotel Arya Duta, Jakarta, Selasa 17 November 2015.
Emil mengatakan, pihaknya meminta kontrak Freeport dibuka kepada publik. Transparansi kontrak ini, selain bisa diketahui masyarakat, juga bertujuan agar tak ada pihak-pihak yang 'bermain'.
"Kami tuntut buka pintu, buka jendela. Kalau pintu dan jendela dibuka,
kutu-kutu mati," kata dia.
Sebelumnya, Emil juga mengatakan, pemerintah seharusnya terbuka dalam sektor pertambangan. Hal ini bertujuan, agar tak ada unsur korupsi di dalam sektor pertambangan.
Tak hanya itu, pemerintah juga diminta agar bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menata sektor pertambangan.
"Untuk itu, perlu kerja sama dengan KPK. Saya maunya informasi KPK dipakai kementerian sektoral untuk koreksi di dalam," kata dia. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Emil mengatakan, pihaknya meminta kontrak Freeport dibuka kepada publik. Transparansi kontrak ini, selain bisa diketahui masyarakat, juga bertujuan agar tak ada pihak-pihak yang 'bermain'.