Langkah BI Ini Buat IHSG Bakal Menguat

Pasar menyambut gembira susunan menteri-menteri baru Jokowi di bidang ekonomi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan bakal melanjutkan penguatan pada perdagangan hari ini, Rabu 18 November 2015.

Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008

Sentimen positif, terutama dipicu langkah Bank Indonesia yang menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) 50 basis poin menjadi 7,5 persen dari sebelumnya 8 persen. Namun, penguatan tersebut akan dibayangi aksi ambil untung.

"IHSG akan bergerak di kisaran 4.475 hingga 4.550 berpeluang menguat," ujar analis David N. Sutyanto di Jakarta.

Cari Pemain Saham Baru, BEI Gandeng Indosat dan Trimegah
Ia mengatakan, IHSG pada perdagangan kemarin berhasil berbalik arah, atau rebound, seiring redahnya kekhawatiran atas prospek pertumbuhan ekonomi global usai serangan teroris di Paris.

IHSG Berusaha Bertahan di Atas 5.400, Pilih Empat Saham Ini
IHSG kemarin berhasil menguat 58,767 poin (1,32 persen) di 4.500,947, sejalan dengan penguatan yang terjadi di pasar emerging market.

Indeks The MSCI Emerging Market kemarin, menguat 1,3 persen. Penguatan indeks pada perdagangan kemarin, terutama ditopang sejumlah saham unggulan yang bergerak di sektor perbankan, infrastruktur. dan pendukungannya dan sektor properti. 

Aksi beli lebih banyak didominasi pemodal lokal ketimbang asing, tercermin dari nilai penjualan bersih asing yang mencapai Rp168,5 miliar.

Sementara itu, pasar saham global tadi malam berhasil melanjutkan tren penguatannya. Indeks Eurostoxx di kawasan Euro menguat 2,67 persen di 3.451,94, dipicu meningkatnya kepercayaan pasar terhadap data-data ekonomi yang keluar dan sejumlah estimasi laba perusahaan tahun depan yang lebih baik.

Sedangkan di Wall Street, pasar saham ditutup bervariasi dalam rentang terbatas. Indeks DJIA menguat tipis 0,04 persen di 17.489,50. Indeks S&P melemah 0,13 persen di 2.050,44.

Harga minyak mentah di AS tadi malam koreksi 2,3 persen di US$40,78/barel kembali menekan harga saham sektor energi.

"Pasar juga tengah menanti The Fed yang akan keluar besok," tutur David. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya