Minim Sentimen Positif, Rupiah Berpotensi Balik Arah

Polisi menunjukkan sejumlah uang dari kasus penipuan.
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
- Minimnya sentimen positif yang menghampiri pasar keuangan domestik, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpeluang kembali berbalik melemah pada perdagangan hari ini, Rabu 18 November 2015.


"Meski terjadi penguatan pada rupiah, namun kami tetap meningatkan untuk tetap mewaspadai adanya potensi pelemahan, seiring masih negatifnya berita-berita yang ada," kata analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada di Jakarta, Rabu.


Reza menjelaskan, imbas positif dari keputusan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga Bank Indonesia (BI rate) 7,5 persen dan penurunan giro wajib minimum (GWM) primer menjadi 7,5 persen akan terlewat begitu saja, jika tidak diimbangi berita positif lainnya.


"Kami berharap akan adanya penguatan lanjutan, namun tetap mewaspadai dan mencermati sentimen yang akan muncul, yang dapat membuat laju rupiah berbalik melemah. Laju rupiah di atas target support Rp13.805," tuturnya.


Reza nengakui, di tengah berlanjutnya penurunan sejumlah mata uang global terhadap dolar AS, laju rupiah mampu berbalik menguat seiring ekspektasi dipertahankannya BI Rate.


"Pelaku pasar menilai bahwa tetapnya suku bunga BI Rate akan membuat rupiah dapat bertahan terhadap sentimen negatif. Apalagi secara global, masih ada kekhawatiran akan peluang kenaikan suku bunga bank sentral AS di Desember nanti," ucapnya.


Dia menyebutkan, laju dolar AS bergerak menguat terhadap euro, dolar Selandia Baru, yen, yuan, dan sejumlah mata uang lain.


Kurang Gesit, Rupiah Masih Sulit Menguat
"Kekhawatiran kami pun dapat ditepis oleh rupiah yang mampu mengalami kenaikan, meski tipis," ucapnya.

Menkeu Rombak Asumsi Nilai Tukar Rupiah di APBN-P 2016
Uang rupiah.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

Aksi damai 4 November tidak terlalu pengaruhi pergerakan rupiah.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016