Ekonomi Era Jokowi Selalu Memburuk, Rizal Ramli Salahkan SBY

Menko Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli
Sumber :
  • Mitra Angelia
VIVA.co.id
Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi
- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli, buka suara perihal terus terpuruknya kondisi perekonomian Indonesia saat mulai dipimpin oleh Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla setahun lalu.

Singapura Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2016
Rizal mengatakan, selain karena kondisi ekonomi global yang tengah menurun, melemahnya kondisi ekonomi Indonesia di era Jokowi karena diwarisinya empat defisit berbagai kondisi ekonomi saat pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Pengamat: Proyek Infrastruktur Jangan Disetop
"Pemerintahan Jokowi satu tahun pertama tidak beruntung, karena diwarisi empat defisit oleh pemerintahan sebelumnya," ujar Rizal, dalam acara Core Economic Outlook di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu, 18 November 2015.

Bahkan, kata mantan Menteri Keuangan era Presiden Abdurahman Wahid (Gusdur) ini, akibat empat defisit tersebut semakin membuat kondisi perekonomian Indonesia terus terpuruk di satu tahun pertamanya.

Dia mencontohkan, defisit pertama yang harus di tanggung Jokowi, yakni soal defisit neraca perdagangan. Menurutnya, jika sebelumnya neraca ‎perdagangan Indonesia mampu mencapai surplus sebesar US$32 miliar, tetapi saat ini justru malah merosot hingga minus.

"Beberapa tahun lalu kita surplus, pernah surplus US$32 miliar. Belakangan merosot terus sampai negatif. Sekarang Alhamdulillah sudah mulai naik lagi," katanya.

Tak hanya itu, Rizal juga menjelaskan, defisit selanjutnya, yakni defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit) yang cukup besar dan menekan kurs nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. 

Hal ini yang membuat pemerintahan Jokowi juga diwarisi defisit neraca pembayaran dan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

"‎Sebetulnya sejak 1998 belum pernah sekaligus ada defisit current account dan neraca pembayaran," ujarnya.

Rizal menambahkan, keempat defisit ini dinilai semakin memberikan tekanan dalam lingkup makro ekonomi, yang kemudian membuat kondisi perekonomian Indonesia mengalami koreksi yang cukup dalam.

"Karena saat booming komoditi beberapa tahun lalu tidak dilakukan perbaikan dan perubahan struktural, sehingga semua masalah nongol akhir 2014-2015," kata dia.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya