Utang Luar Negeri Turun, Ini Pemicunya

Petugas menghitung tumpukan uang rupiah.
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia, pada akhir triwulan III-2015, tercatat sebesar US$302,4 miliar, turun US$2,1 miliar dibandingkan posisi akhir triwulan II-2015 yang sebesar US$304,5 miliar.

BI Tak Akan Perlonggar Uang Muka Kredit Motor

Penurunan tersebut, disebabkan oleh penurunan posisi ULN baik, sektor swasta maupun sektor publik.

Berdasarkan Keterangan dari Bank Indonesia yang diterima VIVA.co.id, Kamis 19 November 2015, posisi ULN sektor swasta turun US$1,7 miliar, terutama disebabkan oleh turunnya ULN Bank.

Harapan BI dari Penerapan 7 Days Repo Rate

Sementara itu, posisi ULN sektor publik turun US$0,4 miliar, terutama disebabkan oleh turunnya ULN Pemerintah.

Dengan penurunan tersebut, pangsa ULN sektor swasta tercatat 55,6 persen (US$168,2 miliar), lebih besar dari pangsa ULN sektor publik sebesar 44,4 persen (US$134,2 miliar).
Aliran Dana Asing ke RI Tembus Rp130 Triliun

Selain itu, pertumbuhan ULN Indonesia pada triwulan III-2015, juga melambat dibandingkan triwulan II-2015 dari 6,2 persen (yoy) menjadi 2,7 persen (yoy).

Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia pada akhir triwulan III-2015, didominasi oleh ULN berjangka panjang yang mencapai 85,5 persen dari total ULN.

ULN berjangka panjang tersebut, sebagian besar berasal dari ULN sektor publik (50,8 persen dari total ULN jangka panjang). Sementara itu, ULN berjangka pendek didominasi oleh ULN sektor swasta (93,7 persen dari total ULN jangka pendek). 

Pertumbuhan ULN berjangka panjang pada triwulan III-2015 (4,6 persen yoy) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2015 (8,3 persen yoy).

Sementara itu, pertumbuhan ULN berjangka pendek mengalami kontraksi lebih dalam menjadi minus 7,2 persen (yoy) dari sebelumnya minus 4,4 persen (yoy).

Menurut sektor ekonomi, ULN swasta pada akhir triwulan III-2015, terutama terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,2 persen. 



Dibandingkan triwulan sebelumnya, pertumbuhan tahunan ULN sektor listrik, gas, dan air bersih mengalami peningkatan. Sementara itu, pertumbuhan tahunan ULN sektor keuangan dan sektor industri pengolahan tercatat semakin melambat.

Di sisi lain, pertumbuhan tahunan ULN sektor pertambangan masih mengalami kontraksi, meskipun tidak sedalam kontraksi yang terjadi pada triwulan sebelumnya.

Menurut BI, perkembangan ULN pada triwulan III-2015, masih cukup sehat. Namun, perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian. Ke depan, BI akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta.

Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan, tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya