Ini Cara Bicara Soal Keuangan ke Anak

Ibu dan anak.
Sumber :
  • http://elitedaily.com
VIVA.co.id
Lima Aktivitas yang Bikin Gampang Boros
- Ada sebuah opini yang perlu dipertimbangkan bahwa anak-anak perlu tahu cara mengatur keuangan. Adalah sebuah kesalahan, apabila membiarkan mereka tumbuh tanpa mengetahui cara mengelola finansial mereka sendiri.

Kiat Penting Sebelum Ajukan Kredit Elektronik
Memang tidak mudah untuk mengajarkan pada anak, teori keuangan, dan praktiknya. Anak-anak sendiri pun mungkin tidak mau belajar hal itu. 

Tips Sukses Bisnis Pencucian Mobil dan Motor
Meski begitu, mereka tetap perlu tahu. Menurut pakar keuangan dan pemilik Money Savvy Generation, Susan Beacham, ada beberapa alasan kuat mengapa Anda harus mendiskusikan topik keuangan dengan anak Anda.

Pertama adalah, jika Anda tidak membahasnya, orang lain mungkin akan melakukannya dan pendapat mereka bisa sangat provokatif. 

Kedua, keadaan ekonomi semakin sulit, anak harus tahu bagaimana cara mensyukuri apa yang mereka dapatkan. 

Alasan ketiga, anak-anak mendengarkan topik keuangan lewat televisi, di sekolah, dan dari teman-teman mereka. Pada akhirnya, Anda pun harus menjadi narasumber yang terpercaya bagi mereka. 

Terakhir, Anda tak perlu menyembunyikan kondisi finansial keluarga, sesulit apapun itu, mereka harus tahu meski tidak secara detail.

Sebuah kesalahan, jika Anda pikir membatasi pengeluaran anak tanpa mengajari mereka menabung adalah metode tepat untuk mengajari mereka tentang keuangan.

Bagaimana cara bicara keuangan dengan anak?

Berbicara tentang uang, atau anggaran adalah sesuatu yang sensitif dan terkadang membingungkan. 

Susahnya menjadi orangtua adalah, bagaimana membicarakan keuangan pada anak tanpa terdengar seperti orang pelit, atau menggurui.

Pastinya, Anda harus menggunakan metode yang praktis dan menyenangkan bagi si Anak. Ini dia caranya:

1. Berikan anggaran bulanan pada anak

Uang saku adalah suatu bentuk pembelajaran tentang keuangan yang paling mudah dan menyenangkan bagi anak tentunya! 

Uang ini dapat Anda berikan per bulan, per minggu, atau per dua minggu, tergantung kesepakatan. Tugas anak adalah mengelola sendiri uang yang mereka dapatkan.

Sebagai contoh, setiap anak pasti suka jajan di kantin. Amati berapa rupiah yang ia gunakan untuk membeli snack setiap harinya. 

Anggaplah satu hari ia habiskan Rp5.000, artinya selama enam hari sekolah, uang jajannya sebanyak Rp30 ribu. Anda dapat memberikan uang saku per minggu sebesar Rp35 ribu. 

Kelebihan Rp5 ribu rupiah ini dapat ia gunakan untuk hal-hal yang diinginkannya. Baca Juga: Mau Dapat Banyak Promo Kartu Kredit? Ini Pilihan Untuk Anda



2. Memberi sistem ‘upah’

Maksudnya, Anda akan memberi anak upah saat mereka membantu mengerjakan sesuatu di rumah. Misalnya, membersihkan kamar tidur mereka, atau merapikan buku-buku yang berserakan atau membantu mencuci piring. 

Pekerjaan yang sekiranya dapat mereka lakukan setiap hari. Aktivitas ini, sekaligus melatih mereka untuk bertanggung jawab.

Pastikan mereka mengerjakan sesuatu hingga selesai, agar mereka memperoleh imbalan. Artinya, pekerjaan yang hanya setengah-setengah tidak akan mendapatkan upah. 

Butuh waktu dan proses untuk melatih mereka agar memahami betul kalau uang tidak didapat dengan percuma. Selain itu, membiasakan anak untuk melakukan pekerjaan ringan dapat membantu mereka mengerti bagaimana cara untuk berusaha dan bekerja. 

Tetapi, jangan sampai membiasakan mereka meminta bayaran untuk hal-hal kecil seperti membantu membawakan barang belanjaan. Baca Juga: Kredit Mahasiswa, Membantu Mahasiswa Indonesia Lebih Mandiri

3. Sistem kotak “pengeluaran”, “tabungan”, “donasi”

Anda juga dapat mengajarkan mereka untuk menyisihkan sebagian uang saku untuk ditabung. Misalnya, ada teman yang akan merayakan ulang tahun dan anak Anda ingin membelikan sesuatu. 

Cari tahu berapa harga kado yang akan dibeli, lalu bantulah mereka untuk menghitung jumlah uang saku yang harus mereka sisihkan per bulannya. 

Atau, Anda dapat membelikan mereka tiga kotak transparan. Lalu, namai setiap kotak tersebut dengan “pengeluaran”, “tabungan”, “donasi”.

Untuk setiap uang saku yang diterima, ia harus membaginya ke dalam tiga kotak tersebut. Uang tabungan adalah untuk pengeluaran yang terencana. 

Kotak donasi adalah uang sumbangan untuk diberikan ke panti asuhan atau kegiatan sosial lain yang mereka inginkan. Jika anak Anda masih kecil, Anda bisa menulis kwitansi sebagai tanda kontribusi mereka. Tentu, mereka akan senang menerimanya! Baca Juga: KTA Terbaik dengan Bunga Paling Murah

Tetap awasi penggunaan uang anak

Orangtua juga perlu membicarakan tentang uang yang mereka dapatkan. Mereka tidak boleh menggunakan uang tersebut untuk membeli sesuatu yang berbahaya. 

Selain itu, jangan batasi keinginan anak untuk melakukan hal positif dengan uang mereka. Bahkan jika mereka mau, mereka juga dapat meminjamkan uang kepada teman.

Tetapi, mereka harus mengetahui konsekuensi dari meminjamkan uang pada orang lain karena bisa saja uang tersebut tidak kembali. Percobaan seperti ini akan meningkatkan kedewasaan anak. Mereka akan mengerti rasanya hidup mandiri karena mereka dapat mengatur pengeluaran.

Mereka jadi tahu, mana yang benar dan apa yang salah. Belajar adalah suatu proses yang berkelanjutan dan tidak berhenti hingga mereka dewasa nanti. Satu hal yang perlu Anda ketahui, uang saku bukanlah hak asasi setiap anak.

Uang saku hanyalah sebuah cara, agar mereka belajar mengelola anggaran, dengan aturan-aturan yang sudah disepakati dengan orangtua mereka.

Pelajaran yang mereka dapatkan ini akan berguna untuk masa depan mereka. Selamat mencoba! Baca Juga: Persiapan Melahirkan: Pilih Menabung atau Gunakan Asuransi?

(asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya