Sumber :
- ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVA.co.id
- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) meyakini Indonesia mampu bersaing dengan negara ASEAN lainnya dalam menarik investasi di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yang akan dimulai pada akhir tahun ini.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Kepala BKPM Franky Sibarani, mengatakan berdasarkan survei Price Waterhouse Coopers (PwC) yang dirilis dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC lalu, Indonesia ditempatkan sebagai tujuan investasi favorit nomor kedua, setelah Tiongkok.
Baca Juga :
Aliran Dana Asing ke RI Tembus Rp130 Triliun
"Hasil survei itu sejalan dengan data FDI (foreign direct investment atau investasi langsung luar negeri) Markets Financial Times. Di mana pada periode Januari-September 2015, FDI yang masuk ke Indonesia tertinggi di ASEAN, yakni sebesar US$20,96 miliar," ujar Franky, melalui siaran pers yang diterima VIVA.co.id, Sabtu, 21 November 2015.
Franky menuturkan, pihaknya bersama Kementerian/Lembaga terkait, tengah menyusun panduan investasi untuk mengakomodir dan memberikan kepastian hukum terhadap sektor usaha yang sedang berkembang.
Menurutnya, hal itu merupakan salah satu upaya pemerintah, guna mengkonversi persepsi positif dalam berinvestasi di Indonesia.
Dengan demikian, nantinya diharapkan mampu memberikan dampak tersendiri bagi perekonomian dalam negeri.
"Adanya panduan investasi yang jelas, merupakan salah satu daya saing investasi sebuah negara. Seperti di Myanmar. Indonesia pun akan memperjelas panduan investasi, terutama di sektor yang dibuka untuk asing, atau tidak," kata dia.
Di antara negara-negara ASEAN, lanjut Franky, saingan terberat Indonesia sebagai negara tujuan investasi adalah Vietnam dan Myanmar.
Nama pertama diakui Franky merupakan saingan utama dalam menarik outward investment dari tujuh negara mitra ASEAN.
"Kita masih kalah dalam upaya menarik investasi dari Korea Selatan, dibandingkan Vietnam. Tapi, untuk daya tarik investasi dari Tiongkok, kita masih unggul. Tinggal bagaimana mendorong peningkatan realisasi investasi dari Tiongkok yang relatif kecil," ungkapnya.
Sekadar informasi, ketujuh negara mitra ASEAN di antaranya adalah, Amerika Serikat, Jepang, Korea, Tiongkok, Australia, Selandia Baru, dan India.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Franky menuturkan, pihaknya bersama Kementerian/Lembaga terkait, tengah menyusun panduan investasi untuk mengakomodir dan memberikan kepastian hukum terhadap sektor usaha yang sedang berkembang.
