Kenaikan Suku Bunga AS Tak Ganggu Obligasi Domestik

Ilustrasi dollar
Sumber :
VIVA.co.id
Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008
- Direktur Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), Wahyu Trenggono, menyebut, kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed) tidak akan memberikan guncangan signifikan bagi pasar obligasi di dalam negeri. Namun, ada potensi larinya modal keluar dari pasar obligasi domestik pada 2016.

Cari Pemain Saham Baru, BEI Gandeng Indosat dan Trimegah

"Kalau ada kenaikan suku bunga Fed, maka dimungkinkan akan ada sebagian dana-dana asing yang kembali ditarik ke Amerika. Karena obligasinya juga sebagai aset
Kinerja Pasar Modal Awal Kuartal III Lampaui Ekspektasi
safe haven (investasi aman)," ujar Wahyu dalam diskusi bertajuk "Edukasi Wartawan Pasar Modal" di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin, 23 November 2015.


Namun, menurut Wahyu, masih akan ada dana asing yang masuk Indonesia. Aliran modal masuk masih dipengaruhi oleh kupon obligasi yang menarik, selain fundamental ekonomi dalam negeri yang masih dalam tren membaik.


"Bahkan, efek positif dari paket kebijakan ekonomi pemerintah akan lebih terasa pada 2016," katanya.


Selain itu, Wahyu mengungkapkan, tren inflasi harga yang ditentukan pemerintah akan terus membaik hingga 2016.


"Inflasi
(year-on-year)
pada 2015 diperkirakan di angka lima persen. Jadi, konstelasi pasar obligasi pada 2016 tidak akan ada guncangan," katanya.


Wahyu menyatakan, sentimen global yang dapat memengaruhi modal asing keluar, juga akan datang dari perlambatan ekonomi Tiongkok. Jika ekonomi AS belum sepenuhnya pulih, ekspor China ke AS akan menurun.


Pada akhirnya, kondisi di China itu akan menekan nilai ekspor komoditas Indonesia, yang sebagian besar masuk ke Tiongkok.


"Kondisi ini juga akhirnya memengaruhi pasar obligasi. Tetapi, pelemahan pasar sudah dihitung pada transaksi sebelumnya," ucap Wahyu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya