Sumber :
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
- Pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga jelang akhir 2015 masih jauh dari target yang dipatok pemerintah sebesar 5,7 persen. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2015 hingga kuartal III-2015 hanya berada di rentang 4,7 persen.
Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, menjelaskan, dua sektor utama pendorong pertumbuhan ekonomi, yakni pertambangan dan perdagangan, mengalami tekanan sepanjang 2015.
"Jadi, yang membuat pertumbuhan ekonomi hanya tumbuh 4,7 persen itu karena kontraksi di pertambangan dan perdagangan," ujar Bambang di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis 26 November 2015.
Bambang memaparkan, kedua sektor tersebut merupakan salah satu kunci utama pendorong pertumbuhan ekonomi domestik. Namun, sentimen negatif ekonomi global telah membuat kedua sektor itu menurun signifikan.
"Perdagangan tumbuh 2,4 persen. Biasanya empat atau lima persen. Perdagangan memang berat. Kami lihat, ini imbas melemahnya daya beli masyarakat, akibat turunnya harga komoditas," kata dia.
Baca Juga :
United Tractors Akan Produksi Tambang Emas
Baca Juga :
Mengoptimalkan Aset Negara
Dengan melihat kondisi tersebut, menurut Bambang, perlu adanya sumber penopang baru dalam membantu pertumbuhan ekonomi ke depan. Namun, hal ini diakuinya tidak mudah.
"Masalahnya, untuk dapat sumber pertumbuhan ekonomi ke depan perlu waktu. Perlu dicari sektor unggulan. Sementara itu, perlambatan sudah terjadi saat ini," tuturnya.
Oleh karena itu, Bambang menegaskan, belanja pemerintah menjadi salah satu solusi untuk menahan perlambatan ekonomi yang terjadi. Upaya ini agar pertumbuhan Indonesia pada kuartal IV-2015 nantinya tidak terperosok lebih dalam.
"Untuk menahan perlambatan ekonomi, mau tidak mau belanja pemerintah harus masuk. Khususnya belanja modal untuk dorong pertumbuhan," katanya.
Halaman Selanjutnya
Dengan melihat kondisi tersebut, menurut Bambang, perlu adanya sumber penopang baru dalam membantu pertumbuhan ekonomi ke depan. Namun, hal ini diakuinya tidak mudah.