Masyarakat Keberatan PLN Cabut Subsidi Listrik

Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
- Masyarakat mengeluhkan dicabutnya subsidi listrik golongan 1.300 VA dan 2.200 VA. Mereka merasa diberatkan dengan adanya kebijakan ini.

"Berat, ya. Gaji naiknya enggak seberapa. Semuanya naik barengan," kata konsumen listrik 1.300 VA, Puspitasari, kepada VIVA.co.id, di Jakarta, Selasa, 1 Desember 2015.

Puspitasari mengatakan, rata-rata dia merogoh kocek Rp300 ribu per bulan untuk konsumsi listrik. Listrik yang digunakan adalah listrik prabayar.

"Enggak tahu berapa kenaikan ini. Belum beli token," kata dia.
Pemadaman Listrik Nias, PLN 'Terbangkan' Genset dari Jakarta

Dengan adanya pencabutan subsidi listrik ini, Puspitasari pun melakukan upaya-upaya penghematan konsumsi listrik, seperti mengganti lampu dengan lampu LED, mematikan lampu yang tidak digunakan, dan tidak sering menyalakan AC.
Nias Masih Gelap Gulita, PLN Segera Datangkan Genset 12 MW

Seperti yang diketahui, PLN memberlakukan pencabutan subsidi listrik R-1 1.300 VA dan 2.200 VA mulai bulan ini. Dengan begitu, penetapan tarif listrik 1.300 VA dan 2.200 VA akan mengikuti skema tariff adjustment, mengikuti 10 golongan tarif listrik lainnya.
Ini Penjelasan PLN Soal Pemadaman Listrik di Nias

Sementara itu, ibu rumah tangga lainnya, Christine Daniel Losong, juga mengeluhkan pencabutan subsidi listrik ini. Dengan adanya pencabutan subsidi ini, biaya yang dianggarkan untuk konsumsi listrik akan semakin besar.

"Saya sebal," kata Christine, ketika dihubungi VIVA.co.id.

Dia mengatakan, menggunakan listrik 1.300 VA dan 2.200 VA, yakni  untuk rumah tangga dan konsumsi. Untuk konsumsi, katanya, digunakan untuk produksi barang-barang spa, seperti mangkok mandi dan bath tube.

"Bayar Rp500-800 ribu untuk listrik golongan 1.300 VA dan Rp800-900 ribu untuk golongan listrik 2.200 VA," kata dia yang punya usaha spa dan sauna di Gunung Kidul, Yogyakarta. (one)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya